Sabtu, 20 Desember 2014

Teori Organisasi Umum 1 : ORGANISASI YANG BERKEMBANG, Tugas Kelompok Softskill

Organisasi yang Berkembang : Tugas Kelompok Softskill





KELOMPOK
==============================FRANKY MANAEX M SILALAHI 

MUHAMMAD FAISAL AGUSTIAN

MUCHAMMAD FADLI HUSEIN
==============================

Bab 1


1. LATAR BELAKANG
Berkembangnya sebuah perusahaan bergantung kepada kegiatan internal dan eksternal pada perusahaan tersebut.Internal meliputi kegiatan dan sumber daya yang menjadi pondasi perusahaan tersebut dan eksternal yang merupakan perkembangan dalam dunia usaha secara umum.Perkembangan dalam dunia usaha itu lah yang menuntut agar sebuah perusahaan lebih meningkatkan kualitas pengelolaannya.Dalam hal ini ativitas-aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan haruslah berjalan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.Tujuan perusahaan dalam suatu perekonomian yang bersaing adalah untuk memperoleh laba maksimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang.. Dengan hal tersebut maka perlulah suatu pengenalan mengenai perusahaan yang berkembang baik dari ciri – ciri, pengembangan usaha serta perluasan pasar.Berdasarkan tugas yang kami peroleh, kami hanya membatasi penjelasan mengenai ciri – ciri dari perusahaan berkembang dari segi pengembangan usaha, cara kinerja dan perluasan pasar.


1.1 Pengertian organisasi
Organisasi adalah bentuk formal dari sekolompok manusia dengan tujuan individualnya masing-masing (gaji, kepuasaan kerja, dll) yang bekerja sama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama (tujuan organisasi). Agar tujuan organisasi dan tujuan individu dapat tercapai secara selaras dan harmonis maka diperlukan kerjasama dan usaha yang sunguh-sunguh dari kedua belah pihak (pengurus organisasi dan angota organisai) untuk bersama-sama berusaha saling memenuhi kewajiban masing-masing secara bertangung jawab, sehingga pada saat masing-masing mendapatkan haknya dapat memenuhi rasa keadilan baik bagi anggota organisasi/pegawai maupun bagi pegurus organisasi/pejabat yang berwenang.

1. 2.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Organisasi.

A.Strategi.

Struktur organisasi adalahsalah satu sarana yang digunakan manajement untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. tepatnya, struktur harus mengikuti strategi. Jika manajement melakukan perubahan signifikat dalam startegi organisasinya,struktur pun perlu di modifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini.sebagian besar kerangka strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi-inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi. Dan pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi. Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan diperkenalkannya produk dan jasa baru yang menjadi andlan. Strategi minimalisasi biaya adalah strategi yang menekankan pengendalian biaya secara ketat, menghindari pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran yang tidak perlu, dan pemotongan harga. Strategi imitasi adalah strategi yang mencoba masuk ke produk-produk atau pasar-pasar baru hanya setelah viabilitas terbukti.


B. Ukuran Organisasi.


Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi secara signifikan memengaruhi strukturnya. Sebagai contoh,organisasi-organisasi besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih cenderung memiliki banyak spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan ketentuan dari pada organisasi kecil. Namun, hubungan itu tidak bersifat linier.Jadi, ukuran memengaruhi struktur dengan kadar yang semakin menurun. Dampak ukuran menjadi kurang penting saat organisasi meluas.


C.Teknologi.


Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input menjadi output. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya fisik menjadi produk atau jasa.


D.Lingkungan.


Lingkingan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi.kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah, kelompok-kelompok tekanan publik, dan sebagainya.Struktur organisasi di pengaruhi oleh lingkungannya karena lingkungan selalu berubah. Beberapa organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis, tak banyak kekuatan di lingkungan mereka yang berubah. Misalnya, tidak muncul pesaing baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini, atau tidak banyak aktivitas dari kelompok-kelompok tekanan publik yang mungkin memengaruhi organisasi. Secara signifikan, lingkungan yang statis memberi lebih sedikit ketidak pastian bagi para manajer dibanding lingkungan yang dinamis.salah satu cara untuk mengurangi ketidak pastian lingkungan adalah melalui penyesuaian struktur organisasi.


2. Masalah Pendagogik Teoritis Sistematis.


Dalam tulisan ini kami akan memberikan contoh perusahaan berkembang yaitu Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) merupakan Badan Usaha Milik Negara dan penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan layanan InfoComm, telepon kabel tidak bergerak (fixed wireline) dan telepon nirkabel tidak bergerak (fixed wireless), layanan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan. Untuk menjawab tantangan yang terus berkembang di industri telekomunikasi dalam negeri maupun di tingkat global, kami bertekad melakukan transformasi secara fundamental dan menyeluruh di seluruh lini bisnis yang mencakup transformasi bisnis dan portofolio,transformasi infrastruktur dan sistem, transformasi organisasi dan sumber daya manusia sertatransformasi budaya. Pelaksanaan transformasi ini dilakukan dalam rangka mendukung upaya diversifikasi bisnis TELKOM dari ketergantungan pada portofolio bisnis Legacy yang terkait dengan telekomunikasi, yakni layanan telepon tidak bergerak (Fixed), layanan telepon seluler(Mobile), dan Multimedia (FMM), menjadi portofolio TIME (Telecommunication, Information, Media and Edutainment). Konsistensi TELKOM dalam berinovasi telah berhasil memposisikan Perusahaan sebagai salah satu perusahaan yang berdaya saing tinggi danunggul dalam bisnis New Wave.
Komitmen TELKOM untuk mendukung mobilitas dan konektivitas tanpa batas diyakini akan meningkatkan kepercayaan pelanggan ritel maupun korporasi terhadap kualitas, kecepatan, dan kehandalan layanan serta produk yang kami tawarkan. Hal itu terbukti dengan kontinuitas peningkatan di sisi jumlah pelanggan kami, yakni mencapai 120,5 juta pelanggan per 31 Desember 2010, atau meningkat sebesar 14,6%. Dari jumlah tersebut, sebanyak 8,3 juta pelanggan merupakan pelanggan telepon kabel tidak bergerak, 18,2 juta pelanggantelepon nirkabel tidak bergerak, dan 94,0 juta pelanggan telepon seluler.



BAB 2
1. Pembahasan Permasalahan
a. Perusahaan Go Public.
Go Public berarti menjual saham perusahaan ke para investor dan membiarkan saham tersebut diperdagangkan di pasar saham. Sebagai contoh, PT. Telkomunikasi indonesia, PTAxiata XL, Indosat, dan banyak perusahaan lainnya yang sudah menjadi Go Public.
Adapun keuntungan dari Perusahaan yang Go Public adalah sebagai berikut:
Perusahaan yang dapat meningkatkan likuiditas dan memungkinkan para pendiri perusahaan untuk menikmati hasil yang mereka capai. Dan semakin memperbanyak investor yang membeli saham tersebut, maka semakin banyak modal yang diterima perusahaan dari investor luar.
Para pendiri perusahaan dapat melakukan diversifikasi untuk mengurangi resiko portofolio mereka.
Memberi nilai suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat dinilai dari harga saham dikalikan dengan jumlah lembar saham yang dijual dipasaran.
Perusahaan dapat melakukan merger ataupun negosiasi dengan perusahaan lainnya dengan hanya menggunakan saham.
Meningkatkan potensi pasar. Banyak perusahaan yang merasa lebih mudah untuk memasarkan produk dan jasa mereka setelah menjadi perusahaan Go Public atau Tbk.
Tapi harus kita ketahui juga bahwa ada kerugian dari Perusahaan yang Go Public, yaitu:

Laporan Rutin
Setiap perusahaan yang go public secara periodik harus membuat laporan kepada Bursa Efek Indonesia, bisa saja per kuartal atau tahunan, tentu saja untuk membuat laporan tersebut diperlukan biaya.

Terbuka
Semua perusahaan go public pasti transparan dan sangat mudah untuk diketahui oleh para kompetitornya dari segi data dan managementnya.

Keterbatasan kekuasaan Pemilik
Para pemilik perusahaan harus memperhatikan kepentingan bersama para pemegang saham, tidak bisa lagi melakukan praktek nepotisme, kecurangan dalam pengambilan keputusan dan lainnya, karena perusahaan tersebut milik publik.

Hubungan antar Investor
Perusahaan terbuka harus menjaga hubungan antara perusahaan dengan para investornya dan di informasikan mengenai perkembangan dari perusahaan tersebut.

b. Perusahaan Holding Company.
Pengertian Holding Company adalah penggabungan badan usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomis. Mengadakan penggabungan badan usaha atau External Business Expansion merupakan alasan pemilik perusahaan untuk lebih mengembangkan usahanya dimasa yang akan datang dalam rangka mempersiapkan perusahaan dalam posisi yang berdaya saing yang kuat. Suatu perusahaan melakukan pengabungan sumber-sumber ekonomis yang dimiliki oleh perusahaan lainnya.
Penggabungan badan usaha dalam bentuk Holding Company pada umumnya merupakan cara yang dianggap lebih menguntungkan, dibanding dengan cara memperluas perusahaan dengan cara ekpansi investasi. Karena dengan pengabungan perusahaan ini akan diperoleh kepastian mengenai: Daerah pemasaran, sumber bahan baku atau penghematan biaya melalui penggunaan fasilitas dan sarana yang lebih ekonomis dan efisien (Hadori yunus;1990).
Holding Company dimulai sejak tahun 1889, Ketika Nem Jersey menjadi Negara Bagian pertama yang memberlakukan Undang-undang yang mengijikkan pembentukan perusahaan dengan tujuan utamanya memiliki saham perusahaan lain. Menurut Bringham & Houston (2001; 413) Holding company adalah Korporasi yang memiliki Saham biasa perusahaan lain dalam jumlah yang cukup sehingga dapat menggendalikan perusahaan tersebu Hadori Yunus (1990) mendefinisikan Holding company sebagai suatu perusahaan yang dibentuk dengan tujuan khusus untuk memiliki saham-saham dan mengendalikan operasi perusahaan lain. Sumber pendapatan utama bagi Holding Company adalah pendapatan deviden dari saham-saham yang dimilikinya. Akan tetapi suatu holding company bisa saja mempunyai usaha sendiri disamping memiliki saham di beberapa perusahaan lainnya, atau biasa disebut dengan “Operating Holding Company”.
Sedangkan perusahaan-perusahaan yang manajemen dan operasionalnya dikendalikan oleh perusahaan induk disebut dengan sebagai Perusahaan Anak (Subsidiary Company). Hubungan antara perusahaan induk dan perusahaan anak disebut Hubungan Affiliasi
Istilah dan Pengertian
Perusahaan holding sering juga disebut dengan holding company, parent company, atau controlling company. Munir Fuady mengartikan holding company adalah suatu perusahaan yang bertujuan untuk memiliki saham dalam satu atau lebih perusahaan lain dan/atau mengatur satu atau lebih perusahaan lain tersebut.
Pada holding company terdapat konsentrasi saham-saham dengan tujuan untuk mencapai pengaruh pada perusahaan tertentu atau cabang perusahaan tertentu atau dengan maksud untuk mengendalikannya.
Konsentrasi yang diinginkan dapat dicapai dengan bantuan modal asing. Holding company merupakan perusahaan yang berdiri sendiri yang atas namanya sendiri, mengeluarkan saham-saham badan usaha lain dan deviden yang tercapai dengannya. Maskapai induk (moedermaatschappij ) melalui kekayaan sahamsahamnya sebesar 40% hingga 50% dapat mengendalikan sejumlah maskapai anak (doctermaatschappijen) yangkembali lagi melalui pemilikan saham (aandelenbezit) menguasai maskapai-maspakai anak lainnya.
Dalam dunia bisnis, kehadiran holding company merupakan sesuatu yang lumrah, mengingat banyak perusahaan yang telah melakukan kegiatan bisnis yang sudah sedemikian besar dengan berbagai garapan kegiatan, sehingga perusahaan itu perlu dipecah-pecah menurut penggolongan bisnisnya. Namun dalam pelaksanaan kegiatan bisnis yang dipecah-pecah tersebut, yang masing-masing akan menjadi perseroan terbatas yang mandiri masih dalam kepemilikan yang sama dengan pengontrolan yang masih tersentralisasi dalam batas-batas tertentu; artinya walaupun perusahaan tersebut telah dipecah-pecah dan menjadi perseroan terbatas tersendiri; tidak otomatis terpisah mutlak dari perusahaan holding.
Untuk itu pecahan-pecahan perusahaan tersebut bersama-sama dengan perusahaan-perusahaan lain yang mungkin timbul telah terlebih dahulu ada, dengan pemilik yang sama atau minimal ada hubungan khusus, dimiliki atau dikendalikan suatu perusahaan yang mandiri pula yaitu holding company tersebut.

c. Perusahaan Joint Venture.
Joint venture merupakan suatu kerjasama antar beberapa perusahaan untuk mencapai konsentrasi kekuatan ekomomi yang lebih padat. Joint venture dapat disebut juga sebagai aliansi strategis (strategic alliances) dan bisa dilakukan oleh perusahaan besar selain itu dapat menjadi strategi yang efektif untuk memanfaatkan kelebihan – kelebihan yang dimiliki oleh partner. Ciri utamanya:
• Kegiatan yang dilakukan oleh salah seorang partner masih tetap mengikat partner yang lain.
• Kewajiban semua pihak dalam joint venture dapat dimasukkan dalam jenis partnership.
Tujuan perusahaan joint venture adalah untuk menciptakan sebuah perusahaan dengan kombinasi mitra 'lokal' yang memiliki pengetahuan khusus pasar dan visibilitas tinggi. Bermacam-macam bentuk organisasi yang ada dapat dibedakan secara jelas ketika kita membandingkan toko kelontong, supermarket, konsultan hukum, atau perusahaan otomotif. Masing-masing unit bisnis atau organisasi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Demikian pula yang akan kita bahas pada makalah ini seperti Organisasi Niaga, Regional dan Internasional, antara klasifikasi disetiap masing organisasi-organisasi tersebut terdapat perbedaan karakteristik pada pembentukan organisasi, tujuan organisasi maupun segi keuntungan organisasi sendiri.
Dua perusahaan raksasa kelas dunia melakukan kerjasama strategi lebih luas. Samsung akan menggabungkan operasional Hard Disk Drive ke Seagate, sedangkan Seagate akan memberikan Kepemilikan Ekuitas yang Signifikan ke Samsung. Kedua perusahaan menjajaki kesepakatan pengadaan besar dan pertukaran lisensi.
Seagate Technology plc, perusahaan yang fokus pada hard disk drive atau penyimpanan data dan Samsung Electronics Co., Ltd., perusahaan elektronik memperluas dan memperkuathubungan strategis dengan memadukan lebih jauh lagi seperti nilai kepemilikan, investasi-investasi dan teknologi-teknologi utama mereka.
Beberapa elemen kerjasama yang disepakati antara lain hard disk drive (HDD), paten lisensi, NAND flash memori, solid state hybrid drive, notebook, penyimpanan data enterprise, dan kepemilikan ekuitas. Nilai gabungan dari transaksi dan kesepakatan sebesar US$ 1.375 miliar, Seagate akan membayar ke Samsung dalam bentuk 50% saham dan 50% tunai.
Kedua perusahaan ini akan memadukan pengembangan produk dan peta produk mereka saat ini dan masa mendatang dalam hal komputasi mobile, komputasi awan dan penyimpan data solid state. “Kami berharap kerjasama strategis ini akan menciptakan produk teknologi yang lebih baik,” ucap Steve Luczo, Chairman, Presiden dan CEO dari Seagate dalam release yang kami terima (20/4/2011). Steve menambahkan bahwa kesepakatan ini akan mampu mencapai skala yang lebih besar dalam hal produk dan solusi penyimpanan data ke konsumen. Sementara Samsung berharap, “ikatan strategis ini dapat memberikan solusi-solusi teknologi kreatif bagi konsumen yang kaya ragam, dunia usaha dan aplikasi-aplikasi industrial,” ucap Oh-hyun, Kwon, President dari Bisnis Semikonduktor Samsung Electronics.


BAB 3
Kesimpulan



Organisasi adalah bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan individualnya masing - masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama (tujuan organisasi). Untuk Itu diperlukan beberapa tipe organisasi dalam pengembangan perusahaan tersebut.
Dalam menjalankan Perusahaannya, Organisasi yang berkembang tersebut menggunakan beberapa system untuk memajukan perusahaan mereka. Sistem organisasi berkembang yang dikenal adalah : join venture, holding company, dan go public.
Sistem organisasi yang berkembang tersebut memiliki kekurangan dan kelebihannya masing – masing yang menjadi tolak ukur setiap perusahaan memilih system pengerjaan perusahaannya sesuai dengan bidangnya masing – masing sehingga kekurangan dan kelebihan tersebut bisa di gunakan untuk memajukan kepentingan perusahaan itu sendiri.

Senin, 03 November 2014

Cara Menjalankan COBOL di Windows 32 Bit dan 64 Bit | Windows 7

Menjalankan COBOL di windows 32 dan 64. ( Windows 7 )
Related image 

untuk windows 32 bit :

download COBOL disini : http://bit.ly/cobolrar [ password file : frankysilalahi.blogspot.com ]

Menjalankannya sama seperti Windows XP menggunakan cmd/command prompt atau menjalankannya seperti di windows 64 bit.

untuk windows 64 bit :

download COBOL disini : http://bit.ly/cobolrar  [ password file : frankysilalahi.blogspot.com ]

download DOSBOX disini : http://goo.gl/2dB9Qt

download Notepad++ disini : http://goo.gl/ahULeQ

( penjelasan kegunaan software yang digunakan diatas )

Cobol digunakan sama seperti DOSBOXnya untuk mengcompile ( cobol namacobol.cob dan runcob namacobol.cob ) terus bagaimana dengan kita membuat programnya? gunakan notepad++ nya, software itu tujuannya digunakan untuk memasukan source program yang anda buat karena menggunakan dosbox tidak bisa melakukan dengan cara command edit namacobol.cob, jadi intinya gunakan notepad++ untuk membuat programnya lalu ingat disave dulu dengan extensi .cob/.COB dan jangan lupa ingat aturan maen cobol di notepad spasi 8kali buat apa dan 12kali buat apa. 

Cara menggunakan DOSBOX untuk menjalankan COBOLnya?

pertama Extract file cobol ke localdisk C:
kedua buka dosbox nya lalu ketik seperti ini:
 mount c c:\cobol\
kalo sudah ada bacaan 
Drive C is mounted as local directory c:\cobol\ 
tanda itu berarti data cobol sudah berhasil / sudah bisa dijalankan

lalu ketik C: terus cd cobol

sekarang tinggal berimajinasi.

Teori Organisasi Umum 1 : Tugas Softskill - Konflik dan Komunikasi



Pengertian Konflik, Jenis-jenis konflik dan sumber konflik?


Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli.
  1. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
  2. Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
  3. Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
  4. Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.
  5. Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
  6. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).
  7. Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).
  8. Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984).
  9. Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat (Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341).
  10. Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda – beda (Devito, 1995:381)


Jenis-jenis konflik itu apa saja?

Konflik banyak jenisnya dan dapat dikelompokkan berdasarkan berbagai kriteria. Sebagai contoh, konflik dapat dikelompokkan berdasarkan latar terjadinya konflik, pihak yang terkait dalam konflik, dan substansi konflik.  Berikut adalah beberapa jenis konflik:

  • Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
  • Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
  • Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
  • Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
  • Konflik antar atau tidak antar agama
  • Konflik antar politik.
  • konflik individu dengan kelompok
1.    Konflik Personal dan Konflik Interpersonal
a.    Konflik Personal, konflik yang terjadi dalam diri seorang individu karena harus memilih dari sejumlah alternatif pilihan yang ada atau karena mempunyai kepribadian ganda. Konflik ini terdiri atas, antara lain sebagai berikut:
§  Konflik pendekatan ke pendekatan, yaitu konflik yang terjadi karena harus memilih dua alternative yang berbeda, tetapi sama-sama menarik atau sama baik kualitasnya. Misalnya, seorang lulusan SMA yang akan melanjutkan seklah ahrus memilih dua universitas negeri yang sama kualitasnya.
§  Konflik menghindar ke menghindar, yaitu konflik yang terjadi karena harus memilih alternative yang sama-sama harus dihindari. Misalnya, seseorang yang harus memilih menjual sepeda motor untuk melanjutkan sekolah, atau tidak menjual sepeda motor, tetapi tidak melanjutkan sekolah.
§  Konflik pendekatan ke menghindar, yaitu konflik yang terjadi karena seseorang mempunyai perasaan posisitif dan negative terhadap sesuatu yang sama. Misalnya, Wulan membuat surat untuk melamar pekerjaan, namun karena takut tidak diterima akhirnya surat lamaran pekerjaannya tidak jaid dikirim.
Konflik personal bisa terjadi pada diri seseorang yang mempunyai kepribadian ganda. Ia adalah seseorang yang munafik dan melakukan sesuatu yang berbeda antara perkataan dan perbuatan.
b.    Konflik Interpersonal, konflik yang terjadi di dalam suatu organisasi atau konflik di tempat kerja diantara pihak-pihak yang terlibat konflik dan saling ketergantungan dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi.  Konflik yang terjadi di antara mereka yang bekerja untuk suatu organisasi – profit atau nonprofit.  Konflik interpersonal dapat terjadi dalam tujuh macam sebagai berikut:
§  Konflik antarmanajer, bentuk konflik di antara manajer atau birokrat organisasi dalam rangka melaksanakan fungsinya sebagai pimpinan organisasi.
§  Konflik antar pegawai dan manajernya, konflik ini terjadi antara manajer unit kerja dan karyawan di bawahnya.
§  Konflik hubungan industrial, konflik yang terjadi antara organisasi atau perusahaan dan para karyawannya atau dengan serikat pekerja.
§  Konflik antar kelompok kerja, dalam organisasi terdapat sejumlah kelompok kerja yang melakukan tugas yang berbeda untuk mencapai tujuan organisasi yang sama. Masing-masing kelompok harus memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan organisasi, dimana kelompok-kelompok kerja tersebut saling memiliki ketergantungan.
§  Konflik antara anggota kelompok kerja dan kelompok kerjanya, konflik yang terjadi dalam melaksanakan fungsi dan tugas dalam suatu tim karena perbedaan latar belakang pendidikan, agama, budaya, pengalaman dan kepribadian.
§  Konflik interes, konflik yang bersifat  individual dan interpersonal yang terjadi dalam diri seseorang pegawai yang terlibat konflik.
§  Konflik antara organisasi dan pihak luar organisasi, konflik yang terjadi antara suatu perusahaan atau organisasi dan pemerintah; perusahaan dan perusahaan lainnya; perusahaan dan pelanggan; perusahaan dan lembaga swadaya masyarakat; serta perubahan dan masyarakat.
2.    Konflik Interes, konflik ini berkaitan dengan konflik dalam diri seseorang individu dalam suatu sistem sosial (organisasi atau perusahaan) yang membawa implikasi bagi individu dan sistem sosialnya. Konflik ini secara moral merusak kepercayaan yang diberikan organisasi dan para anggotanya kepada pejabat yang melakukannya.  Konflik inters biasanya terjadi dalam diri pemimpin, manajer atau pegawai karena mereka merupakan individu dengan multiposisi dan multiperan.
       Konflik interes merupakan salah satu fenomena yang melatarbelakangi korupsi, kolusi dan nepotisme di Indonesia. kebijakan untuk menanggulangi konflik interes perlu disusun dan dilaksanakan secara sistematis, antara lain sebagai berikut:
a.    Membaut definisi operasional mengenai apa yang disebut sebagai konflik interes sehingga bisa dideteksi dan diukur, disertai contoh-contohnya.
b. Adanya deskripsi tugas untuk setiap orang dalam organisasi dan prosedur untuk melaksanakannya.
c.    Adanya prosedur untuk menyelesaikan konflik interes.
d.   Adanya sanksi terhadap orang yang melakukan konflik interes.
e.    Dilakukan pelatihan untuk menghindari terjadinya konflik interes dank ode etik organisasi.
     Konflik interes banyak terjadi dalam pengadaan barang, jasa dan tender-tender proyek, baik di lembaga pemerintah maupun di lembaga bisnis. Untuk mencegahnya, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah mengenai Pengadaan Barang dan Jasa. Untuk pengadaan barang dalam nilai tertetu harus dilakukan tender atau melalui e-procurement.
3.    Konflik Realistis dan Konflik Nonrealistis
     Lewis Coser seperti dikutip oleh Joseph P. Folger dan Marshal S. Poole (1984) mengelompokkan konflik menjadi konflik realistis dan konflik nonrealistis, yaitu:
a.    Konflik realistis, terjadi karena perbedaan dan ketidak sepahaman cara pencapaian tujuan atau mengenai tujuan yang akan dicapai. Interaksi konflik memfokuskan pada isu ketidaksepahaman mengenai substansi atau objek konflik yang harus diselesaikan oleh pihak yang terlibat konflik. Metode manajemen konflik yang digunakan adalah dialog, persuasi, musyawarah, voting dan negosiasi.
b.    Konflik nonrealistis, konflik ini dipicu oleh kebencian atau prasangka terhadap lawan konflik yang mendorong melakuka agresi untuk mengalahkan atau menghancurkan lawan konfliknya. Metode manajemen konflik yang digunakan adalah agresi, menggunakan kekuasaan, kekuatan dan paksaan.  Konflik ini biasanya dipicu karena perbedaan agama, suku, ras, bangsa, yang sudah menimbulkan kebencian mendalam.
4.    Konflik Destruktif dan Konflik Konstruktif
a.    Konflik konstruktif, konflik yang prosesnya mengarah kepada mencari solusi mengenai substansi politik. Konflik jenis ini membangun sesuatu yang baru atau mempererat hubungan pihak-pihak yang terlibat konflik; ataupun mereka memperoleh sesuatu yang bermanfaat dari konflik. Pihak-pihak yang terlibat konflik secara fleksibel menggunakan berbagai teknik manajemen konflik, seperti negosiasi, give and take, humor bahkan voting untuk mencari solusi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.
     Interaksi pihak-pihak yang terlibat konflik merupakan interaksi membangun dan makin mendekatkan jarak interaksi sosial diantara mereka dan membangun pihak-pihak yang terlibat konflik untuk mencapai objektif mereka. Di samping itu, konflik jenis ini memungkinkan interaksi konflik yang keras kembali normal dan sehat. Akhir dari konflik ini adalah antara lain win & win solution, solusi kolaborasi atau kompromi, serta meningkatkann perkembangan dan kesehatan organisasi. 
b.    Konflik destruktif, pihak-pihak yang terlibat konflik tidak fleksibel atau kakau karena tujuan konflik didefinisikan secara sempit yaitu untuk mengalahkan satu sama lain. interaksi konflik berlarut-larut, siklus konflik tidak terkontrol karena menghindari isu konflik yang sesungguhnya.  Interaksi pihak-pihak yang terlibat konflik membentuk spiral yang panjang yang makin lama makin menjauhkan jarak pihak-pihak yang terlibat konflik.
     Pihak-pihak yang terlibat konflik menggunakan teknik manajemen konflik kompetisi, ancaman, konfrontasi, kekuatan, agresi, dan sedikit sekali menggunakan negosiasi untuk mencapai win & win solution.  Berikut adalah perbedaan karakteristik dari konflik konstruktif dan konflik destruktif.
Tabel 1.
Karakteristik Konflik Konstruktif dan Destruktif

Konflik Konstruktif
Konflik Destruktif
·      Berusaha menyelesaikan perbedaan mengenai substansi konflik
·      Polarisasi perbedaan
·      Berhasil mendefinisikan dan mengklarifikasi permasalahan konflik
·      Berkurangnya kerjasama
·      Komunikasi dan negosiasi intensif untuk menjelaskan posisi masing-masing
·      Konflik tidak berpusat pada substansi konflik
·      Berupaya mengendalikan emosi, marah, kekhawatiran dan stress
·      Terjadi spiral konflik yang makin membesar dan meninggi
·      Negosiasi give and take
·      Perilaku merendahkan lawan konflik
·      Spiral konflik mengerucut ke arah kompromi atau kolaborasi
·      Perilaku mengancam
·      Berupaya mencari win & win solution yang memuaskan kedua belah pihak yang terlibat konflik
·      Perilaku mengancam dan konfrontasi
·      Ketegangan, kekhawatiran, stres dan agresi
·      Negosiasi minimal
·      Gaya manajemen konflik kompetisi
·      Mengalami krisis
·      Menginginkan win & lose solution
·      Merusak hubungan
·      Menyelamatkan muka
         Sumber : Wirawan (2010 : 66)

5.    Konflik Menurut Bidang Kehidupan
Konflik dapat dikelompokkan menurut bidang kehidupan yang menjadi objek konflik. Namun, sering kali, suatu jenis konflik tidak berdiri sendiri, melainkan berkaitan dengan konflik sejumlah aspek kehidupan. misalnya, konflik sosial sering kali tidak hanya disebabkan oleh perbedaan suku,  ras, kelas, atau kelompok sosial, tetapi sering kali disebabkan oleh kecemburuan ekonomi, kehidupan politik,  dan perbedaan agama. Berikut adalah contoh-contoh konflik multidimensi yang dialami bangsa dan negara Indonesia.
a.       Konflik Ekonomi, terjadi karena perebutan sumber-sumber ekonomi yang terbatas. Konflik ekonomi misalnya terjadi dalam bentuk sengketa tanah pertanian antara anggota masyarakat dan perusahaan perkebunan, antara anggota masyarakat dan lembaga pemerintah, atau antara anggota masyarakat dan anggota masyarakata lainnya.
b.      Konflik Politik, terjadi dalam organisasi politik, seperti organisasi negara dan partai politik, tetapi juga terjadi pada organisasi bisnis dan organisasi nirlaba. Negara Indonesia pernah mengalami konflik politik dalam bentuk pemberontakan bersenjata. Konflik ini menimbulkan peperangan, memakan korban, dan anggaran. Namun, setelah reformasi tahun 1998 membawa perubahan yang besar terhadap keidupan politik di Indonesia. Demokratisasi yang dikembangkan dalam dunia politik mengembangkan sejumlah partai politik  di Indonesia.
             Konflik politik yang sering menimbulkan agresi adalah konflik dalam pemilihan langsung gubernur, bupati dan walikota, serta konflik antar provinsi dengan provinsi lainnya, misalnya berkaitan dengan batas wilayah dan kepemilikan suatu daerah tertentu. Untuk memanajemeni hal tersebut, maka ppemerintah membentuk Mahkamah Konstitusi (MK) melalui UU RI No. 24 Tahun 2004 tentang MK yang memiliki kewenangan antara lain, yaitu MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk:
·      Menguji UU terhadap UUD NRI tahun 1945
·      Memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD NRI tahun 1945
·      Memutuskan pembubaran partai ppolitik, dan
·      Memutuskan perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
Hingga tahun 2009, banyak konflik mengenai UU, pencalonan gubernur dan presiden perseorangan, serta mengenai Pemilu yang telah diselesaikan oleh MK dengan baik. Namun, hal tersebut seolah tercederai dengan kasus korupsi yang dilakukan oleh Akil Mochtar yang sangat merusak kredibilitas MK.
c.       Konflik Agama, sepanjang sejarah umat manusia, terjadi sejumlah konflik agama. Konflik ini bisa terjadi di antara dua pemeluk agama yang berbeda atau di antara para pemeluk agama yang sama. Konflik agama adalah konflik di antara pemeluk, bukan konflik di antara ajaran atau kitab suci agama. Phak yang terlibat adalah para penganut agama yang menerapkan kitab suci dalam keidupannya. Agama dan kitab sucinya tidak membenci dan membunuh orang, tetapi para pemeluknya yang melakukannnya. Beberapa konflik yang terjadi karena latar belakang agama, diantaranya yaitu: konflik Poso, konflik ahmadiyah, dan konflik Madura.
             Konflik agama seharusnya dapat dihindari karena negara telah menjamin kebebasan setiap warga negara untuk beribadah dan memeluk agamanya sesuai dengan kepercayaan masing-masing, sebagaimana yang tertuang dalam UUD RI 1945 pasal 28 E perubahan kedua UUD RI 1945 yang menyatakan bahwa, “setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya,…”


Apa saja sumber atau penyebabnya konflik ?

Penyebabnya adalah :

Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.


Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.

Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.

Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.

Apa saja Strategi untuk menyelesaikan konflik tersebut ?

Mengatasi dan menyelesaikan suatu konflik bukanlah suatu yang sederhana. Cepat-tidaknya suatu konflik dapat diatasi tergantung pada kesediaan dan keterbukaan pihak-pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan konflik, berat ringannya bobot atau tingkat konflik tersebut serta kemampuan campur tangan (intervensi) pihak ketiga yang turut berusaha mengatasi konflik yang muncul.

Diatasi oleh pihak-pihak yang bersengketa:

  • Rujuk: Merupakan suatu usaha pendekatan dan hasrat untuk kerja-sama dan menjalani hubungan yang lebih baik, demi kepentingan bersama.
  • Persuasi: Usaha mengubah po-sisi pihak lain, dengan menunjukkan kerugian yang mungkin timbul, dengan bukti faktual serta dengan menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten dengan norma dan standar keadilan yang berlaku.
  • Tawar-menawar: Suatu penyelesaian yang dapat diterima kedua pihak, dengan saling mempertukarkan konsesi yang dapat diterima. Dalam cara ini dapat digunakan komunikasi tidak langsung, tanpa mengemukakan janji secara eksplisit.
  • Pemecahan masalah terpadu: Usaha menyelesaikan masalah dengan memadukan kebutuhan kedua pihak. Proses pertukaran informasi, fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara terbuka dan jujur. Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternatif pemecahan secara bersama de¬ngan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak.
  • Penarikan diri: Suatu penyelesaian masalah, yaitu salah satu atau kedua pihak menarik diri dari hubungan. Cara ini efektif apabila dalam tugas kedua pihak tidak perlu berinteraksi dan tidak efektif apabila tugas saling bergantung satu sama lain.
  • Pemaksaan dan penekanan: Cara ini memaksa dan menekan pihak lain agar menyerah; akan lebih efektif bila salah satu pihak mempunyai wewenang formal atas pihak lain. Apabila tidak terdapat perbedaan wewenang, dapat dipergunakan ancaman atau bentuk-bentuk intimidasi lainnya. Cara ini sering kurang efektif karena salah satu pihak hams mengalah dan menyerah secara terpaksa.

Intervensi (campur tangan) pihak ketiga:

Apabila fihak yang bersengketa tidak bersedia berunding atau usaha kedua pihak menemui jalan buntu, maka pihak ketiga dapat dilibatkan dalam penyelesaian konflik.


  • Arbitrase (arbitration): Pihak ketiga mendengarkan keluhan kedua pihak dan berfungsi sebagai “hakim” yang mencari pemecahan mengikat. Cara ini mungkin tidak menguntungkan kedua pihak secara sama, tetapi dianggap lebih baik daripada terjadi muncul perilaku saling agresi atau tindakan destruktif.
  • Penengahan (mediation): Menggunakan mediator yang diundang untuk menengahi sengketa. Mediator dapat membantu mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi yang terputus, menjernihkan dan memperjelas masalah serta mela-pangkan jalan untuk pemecahan masalah secara terpadu. Efektivitas penengahan tergantung juga pada bakat dan ciri perilaku mediator.


Konsultasi: Tujuannya untuk memperbaiki hubungan antar kedua pihak serta mengembangkan kemampuan mereka sendiri untuk menyelesaikan konflik. Konsultan tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan dan tidak berusaha untuk menengahi. la menggunakan berbagai teknik untuk meningkatkan persepsi dan kesadaran bahwa tingkah laku kedua pihak terganggu dan tidak berfungsi, sehingga menghambat proses penyelesaian masalah yang menjadi pokok sengketa.


Hal-hal yang Perlu Diperhati-kan Dalam Mengatasi Konflik:

1. Ciptakan sistem dan pelaksanaan komunikasi yang efektif.
2. Cegahlah konflik yang destruktif sebelum terjadi.
3. Tetapkan peraturan dan prosedur yang baku terutama yang menyangkut hak karyawan.
4. Atasan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan konflik yang muncul.
5. Ciptakanlah iklim dan suasana kerja yang harmonis.
6. Bentuklah team work dan kerja-sama yang baik antar kelompok/ unit kerja.
7. Semua pihak hendaknya sadar bahwa semua unit/eselon merupakan mata rantai organisasi yang saling mendukung, jangan ada yang merasa paling hebat.
8. Bina dan kembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian antar unit/departemen/ eselon.


Pengertian Komunikasi, Unsur-unsur Komunikasi, Hambatan Komunikasi dan Klasifikasi Tentang Komunikasi


Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.


Pengertian komunikasi menurut beberapa ahli:
1. Mc. Farland, komunikasi adalah proses interaksi atau hubungan saling pengertian satu sama lain antara manusia
2. Keith Davis, komunikasi adalah proses jalur informasi dan pengertian dari seseorang ke orang lain
3. Dr.Phil Astrid Susanto: proses pengoperasian lambang-lambang yang mengandung arti
4. KBBI, adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih, sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. dapat pula berarti hubungan atau kontak
5. Ensiklopedi administrasi, adalah suatu proses penyampaian ide dari sumber berita ke suatu tempat tujuan
6. Kamus administrasi perkantoran, adalah penyampaian warta yang mengandung bermacam-macam keterangan dari seseorang kepada orang lain

Unsur-Unsur Komunikasi
1. Komunikator: orang yang menyampaikan pesan
2. Komunikan: orang yang menerima ide, pesan, pernyataan, dll
3. Pesan: ide atau keinginan dari komunikator yang didukung oleh lambang
4. Media: sarana atau saluran yang menunjang pesan
5. Efek atau feedback, tanggapan dari pihak komunikan terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator
jenis-jenis feedback:
a. zero feedback (pesan tidak dimengerti oleh komunikan)
b. positive feedback (pesan dimengerti oleh komunikan)
c. neutral feedback (respon yang tidak memihak/tidak mendukung ataupun menentang)
d. negative feedback (respon yang bersifat merugikan atau menyudutkan komunikator

Hambatan apa saja yang terjadi pada saat komunikasi berlangsung ?

Faktor hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut:

a. Hambatan Teknis

Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.

b. Hambatan Semantik

Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi.

Hambatan semantik dibagi menjadi 3, diantaranya:

1. Salah pengucapan kata atau istilah karena terlalu cepat berbicara.

contoh: partisipasi menjadi partisisapi.

2. Adanya perbedaan makna dan pengertian pada kata-kata yang pengucapannya sama.

Contoh: bujang (Sunda: sudah; Sumatera: anak laki-laki).

3. Adanya pengertian konotatif

Contoh: secara denotative, semua setuju bahwa anjing adalah binatang berbulu, berkaki empat. Sedangkan secara konotatif, banyak orang menganggap anjing sebagai binatang piaraan yang setia, bersahabat dan panjang ingatan.

Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yangdigunakannya.

c. Hambatan Manusiawi

Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan.
Ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :

1. Mendengar.

Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.

2. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.

3. Menilai sumber.

Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.

4. Persepsi yang berbeda.

Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.

5. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda.

Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.

6. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.

Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.

7. Pengaruh emosi.

Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.

8. Gangguan.

Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.


Klasifikasi Tentang Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu kebutuhan dalam aktivitas keseharian masnusia, antara individu satu dengan individu yang lain maupun antara individu dengan lingkungan manusia selalu melakukan aktifitas pertukaran pesan baik verbal maupun non verbal. Oleh karena itu, mempelajari teori-teori komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia. Dikatakan bahwa ilmu komunikasi merupakan lintas ilmu pengetahuan, seluruh sektor bidang ilmu secara langsung maupun tidak langsung mereka membutuhkan komunikasi sebagai konsep dasar dalam mendalami kajian-kajian ilmiah yang dipelajari maupun yang sedang diteliti.

Secara umum, konsep dasar komunikasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Edward M. Bodaken terdapat tiga hal pemahaman tentang konsep dasar Komunikasi yaitu : 1). Komunikasi sebagai tindakan satu arah, yaitu komunikasi sebagai bentuk aktifitas yang dilakukan dengan sengaja oleh Komunikator terhadap komunikan untuk menyampaikan rangsangan-rangsangan dengan maksud menumbuhkan respon orang lain. 2). Komunikasi sebagai interaksi, yaitu mempresepsikan komunikasi sebagai hokum sebab akibat dengan indikasi ada umpan balik (feedback). 3). Komunikasi sebagai transaksional, yaitu komunikasi merupakan proses interaksi, tipe komunikasi ini lebih tepat dikategorikan sebagai komunikasi interpersonal karena komunikator dan komunikan saling berbagi makna secara bersama-sama untuk mencapai kesepakatan dan kebersamaan. Oleh karena itu dapat diasumsikan bahwa komunikasi sebagai transaksional melibatkan gagasan, ide, perasaan antara komunikator dan komunikan dengan tujuan mencapai suatu kesepahaman dan kebersamaan.

Dalam konteks komunikasi dapat diklasifikasikan berdasarkan situasi lingkungan tempat proses komunikasi berlangsung, konteks ini sering disebut dengan konteks Situasional lingkungan, konteks tersebut dibatasi oleh faktor komunikator dan komunikan, feedback/umpan balik, kedekatan, media, saluran dan lain-lain. Para pakar komunikasi memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam mengklasifikasikan komunikasi, namun secara umum komunikasi dapat diklasifikasikan menurut jumlah audiens atau peserta komunikasi, mulai dari yang paling sedikit hingga proses komunikasi yang melibatkan banyak audiens.



KLASIFIKASI KOMUNIKASI
Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi adalah berdasarkan jumlah peserta yang terlibat didalam komunikasi.

  • Menurut Kelompok Sarjana Komunikasi Amerika (Human Comm,1980)
· Komunikasi antar pribadi (interpersonal communications)
· Komunikasi kelompok (group communications)
· Komunikasi organisasi (organizational communications)
· Komunikasi massa (mass communications)
· Komunikasi publik (public communications)

  • Joseph A De Vito (communicology 1982)
· Komunikasi antar pribadi (interpersonal communications)
· Komunikasi kelompok kecil (small group communications)
· Komunikasi publik (public communications)
· Komunikasi massa(mass communications)


  • R.Wayne Pace (techniques for effective communications,1979)
· Komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal communications)
· Komunikasi antarpribadi(interpersonal communications)
· Komunikasi khalayak (audience communications)

Penjelasan :

  • Intrapersonal Communications
Intrapersonal communications (komunikasi dengan diri sendiri) adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri individu. Komunikasi ini terjadi karena terjadinya pemberian makna pada objek. Objek yang diamati mendapatkan rangsangan dari panca indera kemudian menngalami proses perkembanngan dalam pikiran manusia.


  • Interpersonal Communications
Komunikasi antarpribadi (Interpersonal Communications) adalah proses komunikasi yang berlangsung antara 2 orang atau lebih secara tatap muka (R.Wayne Pace,1979).
Bentuk khusus komunikasi ini adalah komunikasi Diadik (Dyadic Communications ) yaitu dengan karakteristik sebagai berikut :

· Proses komunikasi yang berlangsung antara 2 orang dalam situasi tatap muka
· Dibagi atas percakapan,dialog dan wawancara
· Komunikasi diadik memiliki cirri-ciri : pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak dekat dan pihak-pihak yang berkomunikasi mengirimkan dan menerima pesan secara spontan dan simultan.
· Komunikasi antar pribadi sangat potensial untuk mempengaruhi dan membujuk orang lain.


  • Komunikasi kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lainnya dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.


  • Komunikasi Kelompok Kecil
Proses komunikasi yang berlangsung antara 3 orang atau lebih secara tatap muka dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lain. Tidak ada batasan jumlah anggota, yang pasti tetapi tidak lebih dari 50 orang.


  • Public Communications
Komunikasi publik adalah proses komunikasi dimana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar dan tidak dikenali satu persatu. Komunikasi ini juga dapat disebut komunikasi besar ( large group communications), komumikasi pidato, komunikasi retorika, public speaking. Berlangsung secara lebih formal, dituntut persiapan yang cermat, keberanian dan keahlian menghadapi sejumlah besar orang. Daya tarik fisik, keahlian, kejujuran pembicara dapat menentukan efektivitas penyampaian pesan.

Ciri-ciri komunikasi publik adalah :
· Satu pihak (pendengar) cenderung lebih pasif
· Interaksi antara sumber dan penerima terbatas
· Umpan balik yang diberikan terbatas
· Dilakukan ditempat-tempat umum
· Dihadiri sejumlah besar orang
· Biasanya telah direncanakan
· Sering bertujuan untuk memberikan penerangan, menghibur, memberikan penghormatan dan membujuk


  • Organizations Communications
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan komunikasi yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Melibatkan komunikasi pribadi, komunikasi antar pribadi dan komunikasi publik.


  • Mass communications
Mass communications adalah komunikasi yang menggunakan media massa seperti media cetak dan media elektonik yang dikelola oleh suatu lembaga yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim dan heterogen. Proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanik seperti radio, televisi, surat kabar, dan film. Pesan-pesan umum disampaikan secara cepat, serempak dan selintas (khususnya media elektronik).

Ciri-ciri komunikasi massa adalah :
· Sifat pesan terbuka
· Khalayak variatif
· Sumber dan penerima dihubungkan oleh saluran yang diproses secara mekanik
· Sumber merupakan suatu lembaga atau institusi
· Komunikasi berlangsung satu arah
· Umpan balik lambat dan bersifat terbatas. Dengan kemajuan teknologi saat ini sudah dapat teratasi
· Sifat penyebaran pesan yang berlangsung cepat dan serempak serta luas mampu mengatasi jarak dan waktu. Dapat bertahan lama bila di dokumentasikan.
· Dari segi ekonomi biaya untuk memproduksi komunikasi massa cukup mahal dan memerlukan dukungan tenaga kerja yang relative banyak untuk mengelolanya

Komunikasi massa menurut De Vito (1996) adalah milik umum, setiap orang dapat mengetahui pesan-pesan komunikasi melalui media massa, karena komunikasi berjalan cepat maka pesan yang disampaikan kepada khalayak silih berganti tanpa selisih waktu.