Selasa, 29 November 2016

Makalah COBIT 5 : Access Control COBIT Regulatory & Compliance

REGULATORY & COMPLIANCE



COBIT 5

Kelas : 4 KA 32
Anggota Kelompok :
1. Franky Manaex M S (13113572)
2. Damar Wisnutama  (11113984)
3. Hardi Setiawan  (13113912)
4. Syabilla Putri Anjani (18113722)


Sistem Informasi
Universitas Gunadarma
2016
Control Objective for Information and related Technology
(COBIT)

Definisi
Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association) pada tahun 1996. hingga saat artikel ini dimuat setidaknya sudah ada 5 versi COBIT yang sudah diterbitkan, versi pertama diterbitkan pada tahun 1996, versi kedua tahun 1998, versi 3.0 di tahun 2000, Cobit 4.0 pada tahun 2005, CObit 4.1 tahun 2007 dan yang terakhir ini adalah Cobit versi 5 yang di rilis baru-baru saja.

COBIT adalah merupakan kerangka panduan tata kelola TI dan atau bisa juga disebut sebagai toolset pendukung yang bisa digunakan untuk menjembatani gap antara kebutuhan dan bagaimana teknis pelaksanaan pemenuhan kebutuhan tersebut dalam suatu organisasi. COBIT memungkinkan pengembangan kebijakan yang jelas dan sangat baik digunakan untuk IT kontrol seluruh organisasi, membantu meningkatkan kualitas dan nilai serta menyederhanakan pelaksanaan alur proses sebuah organisasi dari sisi penerapan IT.

Cobit berorientasi proses, dimana secara praktis Cobit dijadikan suatu standar panduan untuk membantu mengelola suatu organisasi mencapai tujuannya dengan memanfaatkan IT. Cobit memberikan panduan kerangka kerja yang bisa mengendalikan semua kegiatan organisasi secara detail dan jelas sehingga dapat membantu memudahkan pengambilan keputusan di level top dalam organisasi.

Siapa saja yang menggunakan COBIT? COBIT digunakan secara umum oleh mereka yang memiliki tanggung jawab utama dalam alur proses organisasi, mereka yang organisasinya sangat bergantung pada kualitas, kehandalan dan penguasaan teknologi informasi.

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain :
1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and Organise)
Domain ini mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.
2. Pengadaan dan Implementasi (Acquire and Implement)
Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dibangun atau diperoleh dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis.
3. Pengantaran dan Dukungan (Deliver and Support)
Domain ini berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada security dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training.
4. Pengawasan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate)
Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol.

Keempat domain tersebut diatas kemudian dijabarkan menjadi 34 faktor resiko yang harus dievaluasi jika ingin diperoleh suatu kesimpulan mengenai seberapa besar kepedulian manajemen terhadap teknologi informasi, serta bagaimana teknologi informasi dapat memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi.


COBIT IT Processes Defined Withen The Four Domain


Gambar Kerangka COBIT


PLANNING AND ORGANISATION (PO)
1

2

3
4

5
6

7
8

9
10
11
P01

P02

PO3
PO4

PO5
PO6

PO7
PO8

PO9
PO10
PO11
Menetapkan Rencana Strategis Teknologi Informasi (Define a Strategic IT Plan)
Menetapkan Arsitektur Informasi (Define the Information Architecture)
Menetapkan Arah Teknologi (Determine Technological Direction)
Menetapkan Organisasi TI dan Hubungannya (Define the IT Organisation and Relationships)
Mengatur Investasi TI (Manage the IT Investment)
Mengkomunikasikan Tujuan dan Arahan Manajemen (Communicate Management Aims and Direction)
Mengelola Sumberdaya Manusia (Manage Human Resources)
Memastikan Kesesuaian dengan Kebutuhan-kebutuhan eksternal (Ensure Compliance with External Requirements)
Menilai Resiko (Assess Risks)
Mengatur Proyek (Manage Projects)
Mengatur Kualitas (Manage Quality)


ACQUISITION AND IMPLEMENTATION (AI)
12

13

14

15

16
17
AI1

AI2

AI3

AI4

AI5
AI6
Identifikasi solusi-solusi otomatisasi (Identify Automated Solutions)
Memperoleh dan memelihara Perangkat Lunak Aplikasi (Acquireand Maintain Application Software)
Memperoleh dan memelihara Infrastruktur Teknologi (Acquire and Maintain Technology Infrastructure)
Mengembangkan dan memelihara prosedur (Develop and Maintain Procedures)
Instalasi dan pengakuan sistem (Install and Accredit Systems)
Mengatur Perubahan (Manage Changes)

DELIVERY AND SUPPORT (DS)

18

19
20

21
22
23

24
25

26
27

28
29
30
DS1

DS2
DS3

DS4
DS5
DS6

DS7
DS8

DS9
DS10

DS11
DS12
DS13
Menetapkan dan mengatur tingkatan pelayanan (Define and Manage Service Levels)
Mengelola layanan pihak ke tiga (Manage Third-Party Services)
Mengelola kapasitas dan kinerja (Manage Performance and Capacity)
Menjamin layanan berkelanjutan (Ensure Continuous Service)
Menjamin keamanan sistem (Ensure Systems Security)
Mengidentifikasikan dan mengalokasikan biaya (Identify and Allocate Costs)
Mendidik dan melatih user (Educate and Train Users)
Membantu dan memberikan masukan kepada pelanggan (Assist and Advise Customers)
Mengelola konfigurasi (Manage the Configuration)
Mengelola kegiatan dan permasalahan (Manage Problems and Incidents)
Mengelola Data (Manage Data)
Mengelola Fasilitas (Manage Facilities)
Mengelola Operasi (Manage Operations)

MONITORING (M)
31
32

33
34
M1
M2

M3
M4
Mengawasi proses (Monitor the Processes)
Menilai kecukupan pengendalian internal (Assess Internal Control Adequacy)
Memperoleh jaminan independen (Obtain Independent Assurance)
Menyediakan Audit Independen (Provide for Independent Audit)

Secara keseluruhan 34 proses diataslah yang digunakan sebagai panduan dalam menangani masalah tata kelola IT atau pembuatan IT strategic plan, meskipun dalam prakteknya tidak mesti menggunakan 34 proses tersebut karena proses-proses tersebut menyesuaikan dengan kondisi organisasi.
Maturity model adalah suatu metode untuk mengukur level pengembangan manajemen proses, yang berarti adalah mengukur sejauh mana kapabilitas manajemen tersebut. Seberapa bagusnya pengembangan atau kapabilitas manajemen tergantung pada tercapainya tujuan-tujuan COBIT yang. Sebagai contoh adalah ada beberapa proses dan sistem kritikal yang membutuhkan manajemen keamanan yang lebih ketat dibanding proses dan sistem lain yang tidak begitu kritikal. Di sisi lain, derajat dan kepuasan pengendalian yang dibutuhkan untuk diaplikasikan pada suatu proses adalah didorong pada selera resiko Enterprise dan kebutuhan kepatuhan yang diterapkan.
Penerapan yang tepat pada tata kelola TI di suatu lingkungan Enterprise, tergantung pada pencapaian tiga aspek maturity (kemampuan, jangkauan dan kontrol). Peningkatan maturity akan mengurangi resiko dan meningkatkan efisiensi, mendorong berkurangnya kesalahan dan meningkatkan kuantitas proses yang dapat diperkirakan kualitasnya dan mendorong efisiensi biaya terkait dengan penggunaan sumber daya TI.
Maturity model dapat digunakan untuk memetakan :
1.      Status pengelolaan TI perusahaan pada saat itu.
2.      Status standart industri dalam bidang TI saat ini (sebagai pembanding)
3.      Status standart internasional dalam bidang TI saat ini (sebagai pembanding)
4.      Strategi pengelolaan TI perusahaan (ekspetasi perusahaan terhadap posisi pengelolaan TI perusahaan)

Tingkat kemampuan pengelolaan TI pada skala maturity dibagi menjadi 6 level :
1.      Level 0 (Non-existent)
Perusahaan tidak mengetahui sama sekali proses teknologi informasi di perusahaannya.

2.      Level 1 (Initial Level)
Pada level ini, organisasi pada umumnya tidak menyediakan lingkungan yang stabil untuk mengembangkan suatu produk baru. Ketika suatu organisasi kelihatannya mengalami kekurangan pengalaman manajemen, keuntungan dari mengintegrasikan pengembangan produk tidak dapat ditentukan dengan perencanaan yang tidak efektif, respon sistem. Proses pengembangan tidak dapat diprediksi dan tidak stabil, karena proses secara teratur berubah atau dimodifikasi selama pengerjaan berjalan beberapa form dari satu proyek ke proyek lain. Kinerja tergantung pada kemampuan individual atau term dan variasi dengan keahlian yang dimilikinya. 
3.      Level 2 (Repeatable Level)
Pada level ini, kebijakan untuk mengatur pengembangan suatu proyek dan prosedur dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut ditetapkan. Tingkat efektif suatu proses manajemen dalam mengembangankan proyek adalah institutionalized, dengan memungkinkan organisasi untuk mengulangi pengalaman yang berhasil dalam mengembangkan proyek sebelumnya, walaupun terdapat proses tertentu yang tidak sama. Tingkat efektif suatu proses mempunyai karakteristik seperti; practiced, dokumentasi, enforced, trained, measured, dan dapat ditingkatkan. Product requirement dan dokumentasi perancangan selalu dijaga agar dapat mencegah perubahan yang tidak diinginkan. 
4.      Level 3 (Defined Level)
Pada level ini, proses standar dalam pengembangan suatu produk baru didokumentasikan, proses ini didasari pada proses pengembangan produk yang telah diintegrasikan. Proses-proses ini digunakan untuk membantu manejer, ketua tim dan anggota tim pengembangan sehingga bekerja dengan lebih efektif. Suatu proses yang telah didefenisikan dengan baik mempunyai karakteristik; readiness criteria, inputs, standar dan prosedur dalam mengerjakan suatu proyek, mekanisme verifikasi, output dan kriteria selesainya suatu proyek. Aturan dan tanggung jawab yang didefinisikan jelas dan dimengerti. Karena proses perangkat lunak didefinisikan dengan jelas, maka manajemen mempunyai pengatahuan yang baik mengenai kemajuan proyek tersebut. Biaya, jadwal dan kebutuhan proyek dalam pengawasan dan kualitas produk yang diawasi. 
5.      Level 4 (Managed Level)
Pada level ini, organisasi membuat suatu matrik untuk suatu produk, proses dan pengukuran hasil. Proyek mempunyai kontrol terhadap produk dan proses untuk mengurangi variasi kinerja proses sehingga terdapat batasan yang dapat diterima. Resiko perpindahan teknologi produk, prores manufaktur, dan pasar harus diketahui dan diatur secara hati-hati. Proses pengembangan dapat ditentukan karena proses diukur dan dijalankan dengan limit yang dapat diukur.
6.      Level 5 (Optimized Level)
Pada level ini, seluruh organisasi difokuskan pada proses peningkatan secara terus-menerus. Teknologi informasi sudah digunakan terintegrasi untuk otomatisasi proses kerja dalam perusahaan, meningkatkan kualitas, efektifitas, serta kemampuan beradaptasi perusahaan. Tim pengembangan produk menganalisis kesalahan dan defects untuk menentukan penyebab kesalahannya. Proses pengembangan melakukan evaluasi untuk mencegah kesalahan yang telah diketahui dan defects agar tidak terjadi lagi.


Access control dalam COBIT :
1. Audit & Assurance
2. Risk Management
3. Information Sequrity
4. Regulatory & Compliance
5. Government Of Enterprise IT


Regulatory & Compliance

Bagaimana COBIT digunakan untuk Regulatory & Compliance?
Perusahaan publik yang diperdagangkan sering menggunakan COBIT untuk membantu dalam proses kepatuhan Sarbanes-Oxley Act. Undang-undang mengharuskan kepala eksekutif perusahaan publik untuk membuktikan keakuratan informasi dalam laporan keuangan mereka, yang memerlukan proses IT yang handal dan kontrol.

Sebagai COBIT 5 Task Force co-chair Derek Oliver dicatat ketika kerangka diperbarui dirilis, Sarbanes-Oxley adalah "tentang tata kelola perusahaan, tetapi jika Anda bisa mendapatkan TI yang tepat, yang benar-benar mendorong persyaratan kepatuhan untuk Sarbanes Oxley. Salah satu prinsip COBIT 5 bekerja untuk memenuhi kebutuhan stakeholder. Ketika Anda sedang melihat COBIT, Anda katakan, siapa stakeholder? satu pemangku kepentingan bisa menjadi badan pengawas. "



Ø  Compliance memastikan bahwa organisasi memiliki proses dan pengendalian internal untuk memenuhi persyaratan yang diberlakukan oleh badan pemerintah, regulator, mandat industri atau kebijakan internal.

Compliance atau kepatuhan : Sebuah inisiatif untuk mematuhi peraturan biasanya dimulai sebagai proyek sebagai perusahaan ras untuk memenuhi tenggat waktu untuk mematuhi peraturan itu. Proyek-proyek ini mengkonsumsi sumber daya yang signifikan sebagai memenuhi tenggat waktu menjadi tujuan yang paling penting. Namun, kepatuhan bukan peristiwa satu kali - organisasi menyadari bahwa mereka perlu untuk membuatnya menjadi sebuah proses berulang, sehingga mereka dapat terus mempertahankan kepatuhan terhadap peraturan yang dengan biaya lebih rendah daripada batas waktu pertama. Ketika sebuah organisasi adalah berurusan dengan beberapa peraturan pada saat yang sama, proses yang efisien mengelola sesuai dengan masing-masing inisiatif ini sangat penting, atau yang lain, biaya bisa lepas kendali dan risiko non-kepatuhan meningkat. Proses kepatuhan memungkinkan organisasi untuk membuat kepatuhan berulang dan karenanya memungkinkan mereka untuk mempertahankan itu secara terus-menerus dengan biaya lebih rendah.


Kemampuan dari solusi Kepatuhan mencakup :
·         Kontrol fleksibel hierarki
·         Penilaian dan audit
·         Pelacakan masalah dan remediasi
·         Analitik

Deskripsi proses :

               Memantau dan Evaluate Effective pengawasan kepatuhan memerlukan pembentukan proses review untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum, peraturan dan persyaratan kontrak. Proses ini meliputi identifikasi persyaratan kepatuhan, mengoptimalkan dan mengevaluasi respon, memperoleh jaminan bahwa persyaratan telah dipenuhi dan, akhirnya, mengintegrasikan TI kepatuhan pelaporan dengan sisa bisnis.


      


               Kontrol atas proses TI Memastikan kepatuhan dengan persyaratan eksternal yang memenuhi kebutuhan bisnis untuk TI memastikan kepatuhan terhadap hukum, peraturan dan persyaratan kontrak dengan berfokus pada mengidentifikasi semua hukum, peraturan dan kontrak dan tingkat yang sesuai kepatuhan IT dan mengoptimalkan proses IT untuk mengurangi risiko ketidakpatuhan dicapai dengan:

·         Mengidentifikasi persyaratan hukum, peraturan dan kontrak yang berhubungan dengan  
   IT
·         Menilai dampak dari persyaratan kepatuhan
·         Pemantauan dan pelaporan kepatuhan dengan persyaratan ini

Dan diukur dengan

·         Biaya IT non-kepatuhan, termasuk pemukiman dan denda
·         Rata-rata lag waktu antara identifikasi masalah kepatuhan eksternal dan resolusi
·         Frekuensi ulasan kepatuhan


Bagaimana COBIT membantu organisasi memenuhi dalam Regulatory & Compliance ?
Banyak organisasi yang membutuhkan bantuan guna memenuhi persyaratan kinerja dan kepatuhan atau compliance. Sebuah perusahaan konsultan di Uni Emirat Arab bekerja dengan tiga organisasi yang berbeda untuk membantu setiap organisasi yang bertemu dengan tata kelola, risiko dan kepatuhan persyaratan (GRC). Organisasi termasuk sebuah organisasi pemerintah (5,000-plus karyawan dengan anggota staf TI 170-plus), lembaga keuangan besar (8,000-plus karyawan, beroperasi di 3 negara dengan anggota staf TI 250-plus) dan konglomerat besar (25,000-plus karyawan, beroperasi di 10 negara dengan anggota staf TI 200-plus).
Konsultan ditentukan bahwa cara terbaik untuk membantu nasabah-nasabah tersebut bergerak dari mana mereka adalah untuk memenuhi syarat-syarat GRC adalah dengan menggunakan COBIT 5. Gambar 1 menunjukkan kebutuhan dari klien dan mengapa COBIT 5 bertekad untuk menjadi kerangka terbaik untuk mempekerjakan.

Setiap organisasi memiliki prioritas yang perlu diperhatikan. Beberapa isu-isu lebih penting yang umum untuk semua organisasi 3 adalah:
  • Memenuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan
  • Melakukan end-to-end proses penilaian kemampuan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan area membutuhkan perbaikan
  • Mengembangkan kerangka kerja manajemen risiko
  • Paling penting, kebutuhan untuk membawa semua fungsi individu didalamnya menjadi umum, terintegrasi model
Salah satu organisasi telah menggunakan COBIT 4.1 selama 3 tahun, dan bermigrasi ke COBIT 5 juga bagian dari persyaratan. Yang mana COBIT 5 merupakan sebagai proses pedoman  dan model penilaian kemampuan, lalu COBIT 4.1 dan Risk IT yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan klien.
Mendapatkan dukungan dari manajemen
Stakeholder tahu bahwa menerapkan perubahan kritis dalam setiap organisasi membutuhkan pemahaman dan dukungan dari manajemen senior. Dalam kasus ini, bahwa dukungan adalah penting. Dukungan dari manajemen senior diperoleh dengan mengidentifikasi daerah sakit bisnis dan pemetaan mereka untuk COBIT untuk menjelaskan perlunya kontrol-driven ITU.
Organisasi juga digunakan COBIT 5 tujuan cascade mekanisme untuk menjelaskan bagaimana proyek-proyek ini akan lebih menyelaraskan dengan tujuan bisnis. Organisasi menunjukkan pentingnya pendekatan holistik — salah satu COBIT 5 prinsip (gambar 2) — untuk meningkatkan kinerja itu.
Figure 2—COBIT 5 Principles

Source: ISACA, COBIT 5, USA, 2012
Setiap organisasi memiliki tujuan yang sama. Masing-masing yang diperlukan untuk menerapkan kosa kata umum antara semua fungsi — untuk memenuhi kebutuhan kinerja bisnis dan mencapai persyaratan peraturan kepatuhan dan audit.
COBIT diidentifikasi sebagai kerangka untuk memenuhi tujuan dari organisasi, dan cascade tujuan yang digunakan untuk mengidentifikasi proses yang tepat.
Mencapai tujuan
Dalam setiap kasus, organisasi yang menggunakan pendekatan yang sama untuk mencapai tujuan mereka. Pertama, mereka tampil penilaian kemampuan proses awal untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan risiko mereka. Dari sana, paling penting proses dan kontrol (practices) untuk meningkatkan dan fokus yang dipilih. Prioritas diberikan kepada kepatuhan dan audit persyaratan. Peta jalan ini kemudian dikembangkan untuk meningkatkan proses (proyek jangka pendek dan jangka panjang).
Untuk setiap organisasi, peningkatan perjalanan dimulai dengan mengembangkan grafik yang bertanggung jawab, akuntabel, Consulted dan informasi (RACI) untuk menetapkan peran dan tanggung jawab, mendokumentasikan kebijakan dan prosedur. Lebih fokus diberikan kepada organisasi perubahan manajemen melalui kesadaran sesi, sesi kereta pelatih untuk personel kunci dan sering meninjau kemajuan.
Gambar 3 menunjukkan contoh bagaimana suatu proses tertentu atau masalah ditangani dan diperbaiki. Proyek sistem dan manajemen siklus hidup pengembangan perbaikan (SDLC) telah dipetakan ke COBIT 5 proses dan tujuan pengendalian.
Figure 3—Mapping Program and Project Management to COBIT Processes and Control Objectives
Domain
Process ID
Process Description
Program and Project
Management
APO06
Manage budget and costs
APO07
Manage human resources
APO08
Manage relationships
APO10
Manage suppliers
BAI01
Manage programs and project
BAI02
Manage requirements definition
BAI03
Manage solutions identification and build
BAI06
Manage changes
BAI07
Manage change acceptance and transitioning
DSS01
Manage operations
MEA01
Monitor, evaluate and assess performance and conformance
Source: Global Success System FZ LLC. IT Domain mapped to COBIT Processes. Reprinted with permission.

Regulatory compliance requirements juga telah dipetakan ke COBIT proses dan kontrol (figure 4).

Figure 4—Mapping Regulatory Compliance Requirements to COBIT Processes and Control Objectives
Domain
Process ID
Process Description
Information Security
Regulations
APO13
Manage security
BAI09
Manage assets
APO12
Manage risk
DSS02
Manage service requests and incidents
DSS03
Manage problems
DSS05
Manage security services
DSS01
Manage operations
APO01
Manage the IT management framework
DSS04
Manage continuity
BAI01
Manage programs and projects
BAI02
Manage requirements definition
BAI03
Manage solutions identification and build
BAI07
Manage change acceptance and transitioning
DSS05
Manage security services

Process RACI charts, organization structure
MEA01
Monitor, evaluate and assess performance and conformance
MEA02
Monitor, evaluate and assess the system of internal control
Source: Global Success System FZ LLC. Regulatory Compliance Requirements mapped to COBIT Processes. Reprinted with permission.
Sebagai hasilnya, model (figure 5) diproduksi, dari yang COBIT dapat digunakan untuk memenuhi persyaratan IT performance and compliance requirements klien.

Figure 5—Meeting IT Performance, Audit and Compliance Requirements Model

Source: Global Success System FZ LLC. Integrated IT Performance and Compliance Model. Reprinted with permission.

Model terpadu satu ini membantu organisasi untuk memprioritaskan tujuan mereka dan memilih proses yang tepat dan praktek-praktek untuk memenuhi kinerja TI dan kepatuhan peraturan persyaratan mereka.


Daftar Pustaka :




1 komentar: