Senin, 26 Oktober 2015

Program Garis Java, Random Hline dan Vline menggunakan JButton.





Tugas Grafik Komp. & Pengolahan Citra
Franky Silalahi ( 13113572 ) 
3KA32

//
Berikut ini saya akan memberikan codingan Program Garis, Random HLine dan VLine menggunakan Java.

// Source Code;

package garis;
import java.awt.BorderLayout;
import java.awt.Color;
import java.awt.Dimension;
import java.awt.Graphics;
import java.awt.GridLayout;
import java.awt.event.ActionEvent;
import java.awt.event.ActionListener;
import java.util.LinkedList;
import javax.swing.JButton;
import javax.swing.JComponent;
import javax.swing.JFrame;
import javax.swing.JPanel;
public class randomline extends JComponent{
private static class Line{
    final int x1;
    final int y1;
    final int x2;
    final int y2;
    final Color color;
    public Line(int x1, int y1, int x2, int y2, Color color) {
        this.x1 = x1;
        this.y1 = y1;
        this.x2 = x2;
        this.y2 = y2;
        this.color = color;
    }            
}
private final LinkedList<Line> lines = new LinkedList<Line>();
public void addLine(int x1, int x2, int x3, int x4) {
    addLine(x1, x2, x3, x4, Color.black);
}
public void addLine(int x1, int x2, int x3, int x4, Color color) {
    lines.add(new Line(x1,x2,x3,x4, color));    
    repaint();
}
public void clearLines() {
    lines.clear();
    repaint();
}
@Override
protected void paintComponent(Graphics g) {
    super.paintComponent(g);
    for (Line line : lines) {
        g.setColor(line.color);
        g.drawLine(line.x1, line.y1, line.x2, line.y2);
    }
}

public static void main(String[] args) {
    JFrame testFrame = new JFrame();
    testFrame.setDefaultCloseOperation(JFrame.DISPOSE_ON_CLOSE);
    final randomline comp = new randomline();
    comp.setPreferredSize(new Dimension(500, 500));
    testFrame.getContentPane().add(comp, BorderLayout.CENTER);
    JPanel buttonsPanel = new JPanel(new GridLayout(1,3));
    JButton newLineButton = new JButton("Random V Line");
    JButton newLineButton2 = new JButton("Random H Line");
    JButton clearButton = new JButton("Clear");
    buttonsPanel.add(newLineButton);
    buttonsPanel.add(newLineButton2);
    buttonsPanel.add(clearButton);
    testFrame.getContentPane().add(buttonsPanel, BorderLayout.SOUTH);
    newLineButton.addActionListener(new ActionListener() {

        @Override
        public void actionPerformed(ActionEvent e) {
            int x1 = (int) (Math.random()*500);
            int y1 = (int) (Math.random()*500);
            int y2 = (int) (Math.random()*500);
            Color randomColor = new Color((float)Math.random(), (float)Math.random(), (float)Math.random());
            comp.addLine(x1, y1, x1, y2, randomColor);
        }
    });
   
    newLineButton2.addActionListener(new ActionListener() {

        @Override
        public void actionPerformed(ActionEvent e) {
            int x1 = (int) (Math.random()*500);
            int x2 = (int) (Math.random()*500);
            int y1 = (int) (Math.random()*500);
            Color randomColor = new Color((float)Math.random(), (float)Math.random(), (float)Math.random());
            comp.addLine(x1, y1, x2, y1, randomColor);
        }
    });
   
    clearButton.addActionListener(new ActionListener() {

        @Override
        public void actionPerformed(ActionEvent e) {
            comp.clearLines();
        }
    });
    testFrame.pack();
    testFrame.setVisible(true);
}

}


//
Penjelasan Source Code Java tersebut:

Dalam program ini kita menggunakan beberapa macam import diatas, yaitu beberapa java.awt , java.until, dan javax.swing . pada intinya semua dalam import tersebut adalah untuk menampilkan semua hal yang berhubungan dengan antarmuka berbasis grafis dan tombol untuk random hline dan vline garisnya

Setelah melakukan semua import, kita akan masuk ke public class randomline di private static class Line(I, menjelaskan beberapa variable x1,x2,y1,y2 dengan menggunakan tipe data dan juga warna.

Pada private final LinkedList, didalam ini menjelaskan dalam bentuk grafis atau dalam hasil output akan membuat sebuah garis, Hline dan Vlinenya dalam warna hitam atau warna lainnya, dan juga menghapus garis yang telah dibuat. dan terakhir, didalam public static void main(String[] args) {, tersebut akan menampilkan hasilnya pada output dibawah, pada saat mengklik random V line, program akan mencetak garis vertikal yang random ukurannya dan warnanya, begitu juga saat mengklik random H linenya. dan juga tombol clear tersebut akan menghapus semua garis yang tadi dibuat dengan dimensi layar 500:500 x dan y.


// Output Hasil dari Program Garis
Random Horizontal Line (HLine) dan Vertical Line (VLine) :




// using with Netbeans 8.0.2.
// coding source from here.

Tugas Softskill Bahasa Indonesia, Jurnal Ilmiah Sistem Informasi



JURNAL TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA (TEKNOMATIKA)


Desain Database Sistem Informasi Penjualan Barang
(Studi Kasus : Minimarket “Grace” Palembang)
VOL. 1 NO. 2 MEI 2011


D. Tri Octafian

STMIK PalComTech Palembang



Abstract

In the development of applications for processing data, requiring data storage media. Reliable data processing applications are not only due to be built using a programming language, and media storage (DBMS) specific, but the concept of the formation of the storage media itself should be more mainstream attention. To avoid data anomalies, which will affect the procurement of information itself. 
Keywords : Development, Process, Anomaly


PENDAHULUAN


Pengolahan data untuk menghasilkan informasi secara terkomputerisasi, merupakan sarana yang sangat dibutuhkan saat ini pada berbagai jenis usaha, karena informasi mampu disajikan dalam waktu yang cepat dan akurat. Informasi yang mampu disajikan dengan cepat dan akurat mampu menghasilkan pengambilan keputusan yang cepat dan efektif. Minimarket merupakan jenis usaha yang berorientasi pada laba. Dengan pengolahan data secara terkomputerisasi, barang yang telah dijual mampu diketahui secara cepat, berserta keuntungannya. Pengolahan data secara terkomputerisasi juga mampu membantu dalam mengontrol penyetokan barang, mengontrol kadaluarsa barang, mengetahui barang apa yang paling banyak terjual/laku, barang apa yang paling sedikit terjual/tidak laku, membandingkan antar merk untuk barang sejenis yang paling sering dicari, mengetahui tingkat penjualan dari setiap periode tertentu (hari, bulan, dan tahun) baik disajikan dalam bentuk angka-angka di sebuah tabel maupun grafik. Dengan keuntungan-keuntungan yang disebabkan oleh pengolahan data secara terkomputerisasi tersebut, mampu mempermudah si pemilik minimarket dalam menentukan tindakan apa yang harus dilakukan ke depannya nanti,dalam membuat kebijakan-kebijakan untuk memperlancar dan meningkatkan penjualan barang di minimarket-nya.

Berikut ini adalah gambaran proses bisnis yang terjadi pada minimarket “Grace” Palembang.

Gambar 1. Proses Bisnis Minimarket “Grace” Palembang



LANDASAN TEORI


Pengertian Sistem Informasi
Sistem Informasi dapat didefenisikan sebagai berikut (Ladjamudin, 2005:13):

a. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi.
b. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan/ atau untuk mengendalikan organisasi.
c. Suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Pengertian Database
Database atau basisdata di dalam buku Simarmata & Paryudi (2006:1), sebagai berikut:

a. Menurut Stephens dan Plew (2000), adalah mekanisme yang digunakan untuk menyimpan informasi atau data.
b. Menurut silberschatz, dkk (2002) mendefenisikan basisdata sebagai kumpulan data berisi informasi yang sesuai untuk sebuah perusahaan.
c. Menurut Ramakrishnan dan Gehrke (2003) menyatakan basisdata sebagai kumpulan data, umumnya mendeskripsikan aktivitas satu organisasi atau lebih yang berhubungan.
d. Menurut McLeod, dkk (2001), adalah kumpulan seluruh sumber daya berbasis komputer milik organisasi.

Perangkat Desain Database

1. Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity relationship (ER) data model didasarkan pada persepsi terhadap dunia nyata yang tersusun atas kumpulan objek-objek dasar yang disebut entitas dan hubungan antarobjek (Simarmata & Paryudi, 2006:59). Entitas adalah sesuatu atau objek dalam dunia nyata yang dapat dibedakan dari objek lain. Misal: mahasiswa, dan matakuliah. Entitas digambarkan dalam basis data dengan kumpulan atribut. Misalnya: nim, nama, alamat, dan kota. Relasi adalah hubungan antara beberapa entitas. Misalnya: relasi menghubungkan mahasiswa dengan mata kuliah yang diambilnya. Struktur logis (skema database) dapat ditunjukkan secara grafis dengan diagram ER yang dibentuk dari komponen-komponen berikut :

Gambar 2. Komponen-Komponen Penyusun ERD



2. Pemetaan kardinalitas
Pemetaan kardinalitas menyatakan jumlah entitas di mana entitas lain dapat dihubungkan ke entitas tersebut melalui sebuah himpunan relasi.

a. One to One
Sebuah entitas pada A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada B dan sebuah entitas pada B berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada A.

Contoh :
Pada pengajaran privat, satu guru satu siswa. Seorang guru mengajar seorang siswa, seorang siswa diajar oleh seorang guru.

Gambar 3. Hubungan One To One.



b. One to Many/ Many to One
Sebuah entitas pada A berhubungan dengan lebih dari satu entitas pada B dan sebuah entitas pada B berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada A, atau sebaliknya (Many to One).

Contoh :
Dalam satu perusahaan, satu bagian mempekerjakan banyak pegawai. Satu bagian mempekerjakan banyak pegawai, satu pegawai kerja dalam satu bagian.

Gambar 4. Hubungan One To Many 



c. Many To Many
Sebuah entitas pada A berhubungan dengan lebih dari satu entitas pada B dan sebuah entitas pada B berhubungan dengan lebih dari satu entitas pada A.

Contoh:
Dalam universitas, seorang mahasiswa dapat mengambil banyak mata kuliah. Satu mahasiswa mengambil banyak mata kuliah dan satu mata kuliah diambil banyak mahasiswa.

Gambar 5. Hubungan Many To Many 






PEMBAHASAN

Desain Database Sistem
1. Entity Relationship Diagram (ERD)


Gambar 6. ERD Sederhana Dari Proses Bisnis.


Gambar 7. Diagram ERD Setelah Dikembangkan.



Mapping ERD
  1. Pelanggan (@id_pelanggan, nama, alamat, telp)
  2. Barang (@kode_barang, nama_barang, satuan)
  3. Detail_barang (#kode_barang, #no_suplai, harga_jual)
  4. Pemasok (@id_pemasok, nama, alamat, telp)
  5. Pembelian (@no_beli, tgl_beli, #id_pelanggan)
  6. Detail_pembelian (#no_beli, #kode_barang, jml_beli)
  7. Penyuplaian (@no_suplai, tgl_suplai, #id_pemasok)
  8. Detail_penyuplaian (#no_suplai, #kode_barang, harga_suplai, jml_suplai)
  9. Barang_rusak (#kode_barang, #no_suplai, jml_rusak)
Kamus Data







Hubungan Antar Tabel 

Gambar 8. Hubungan Antar Tabel





PENUTUP

Kesimpulan

  1. Dari proses bisnis, bisa diterjemahkan ke dalam pembentukan diagram ERD. 
  2. Organisasi/perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang sama, belum tentu memiliki diagram ERD yang sama. Tergantung proses bisnis yang berjalan di dalam organisasi tersebut. 

Saran
  1. Periksalah terlebih dahulu ERD yang dihasilkan, jika ada informasi yang hilang dalam diagram ERD tersebut, kembangkan ERD. 
  2. Bayangkan struktur, jenis, maupun konten data ketika dalam melakukan desain database. Untuk menghasilkan desain database yang baik. 
  3. Pahami proses bisnis yang terjadi dalam melakukan desain database.

DAFTAR PUSTAKA

Dharwiyanti, Sri & Wahono, Romi Satria. (2003), Pengantar Unified Modelling Language (UML), ilmukomputer.com.

Imbar, Radiant Victor &Tirta, Eric. (2007), Analisa, Perancangan, dan Implementasi Sistem Informasi Penjualan Pelumas Studi Kasus: PT. Pro Roll International, Jurnal Informatika, Vol 3, No. 1, Hal. 119-149.

Ladjamudin, bin Al-Bahra. (2005), Analisis dan Desain Sistem Informasi, Graha Ilmu, Yogyakarta. 

Simarmata, Janner & Paryudi, Imam. (2006), Basis Data, Andi Offset, Yogyakarta.

Jumat, 25 September 2015

Tugas Softskill Bahasa Indonesia 1 : Peranan Bahasa, Fungsi dan Perkembangan Bahasa Indonesia




Softskill Bahasa Indonesia : Peranan Bahasa Indonesia dalam jurusan sistem informasi, fungsi bahasa indonesia , perkembangan bahasa indonesia dalam ilmu pengetahuan teknologi


Artikel Bebas Tentang Mengenai :
  1. PERANANAN BAHASA INDONESIA DALAM KAITANNYA DENGAN JURUSAN SISTEM INFORMASI
  2. FUNGSI BAHASA INDONESIA
  3. PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA & IPTEK


Perananan Bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan Jurusan Sistem Informasi

Pernanan Bahasa merupakan salah satu yang paling penting dalam berbahasa, sebelum mengenal pernanannya seharusnya kita mengenal dulu konsep pernanan bahasa tersebut.

Kosep pernanan bahasa, dari salah satu para ahli. yaitu

Konsep Keraf dalam Smarapradhipa :

Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.

Mengenai dari konsep perananan bahasa tersebut Jurusan Sistem Informasi memiliki arti sangat penting, karena pada dasarnya peranan bahasa sangat berguna dalam setiap atau dalam hal apapun. Jurusan sistem informasi memiliki arti yaitu suatu ilmu yang dapat menekankan kemampuan dalam merancang, mengembangkan, dan menerapkan berbagai macam pengoperasian bentuk sistem informasi, dan juga sebuah sistem yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada pihak yang dimaksud.

Sistem informasi dapat digunakan untuk kemudahan memperoleh data yang ada dengan cara diurutkan (misal: database), promosi kepada masyarakat umum (misal: website), dan pengolahan data (misal: software untuk akuntansi). Maka, Sistem Informasi adalah jurusan yang dapat mendukung dan bekerja sama dengan Humas, Akuntansi, Teknik Informatika, Administrasi, dan ilmu-ilmu lainnya.

Maka dari itu Opini Saya, dengan dari konsep bahasa menurut Keraf dalam Smarapradhipa dalam kaitannya dengan jurusan sistem informasi dalam pernanan bahasa indonesia, saya sangat setuju, namun komunikasi yang dimaksud dalam jurusan sistem informasi untuk mendapatkan suatu informasi tidak hanya menggunakan alat ucap manusia saja atau pun mempergunakan simbol-simbol vokal tetapi dapat juga menggunakan suatu data yang berupa dari tulisan atau digital (misal:buku dan e-book), media gambar dan juga film / video. Karena di dalam jurusan sistem informasi, informasi atau data yang didapat dari berbagai sumber akan di analisa secara menyeluruh untuk menjadi suatu informasi topik bahasan yang untuk di bahas, di ceritakan, di publikasikan kepada masyarakat dalam bentuk berita atau juga sebagai perancangan dan pengembangan.

Dengan bersifat arbiter bahasa juga mempunyai sifat konvensional yang bermaksud sebagai satu pandangan atau anggapan bahwa kata – kata sebagai penanda tidak memiliki hubungan instrinsik atau inhern dengan objek, tetapi berdasarkan kebiasaan.



Fungsi Bahasa Indonesia.

Fungsi Bahasa Secara Umum sebagai alat komunikasi lisan maupun tulis. Bahasa pada dasarnya sudah menyatu dengan kehidupan manusia. Aktivitas manusia sebagai anggota masyarakat sangat bergantung pada penggunaan bahasa masyarakat setempat. Gagasan, ide, pikiran, harapan dan keinginan disampaikan lewat bahasa.


Dan selain itu memiliki fungsi lain. Santoso, dkk. (2004), berpendapat bahwa bahasa sebagai alat komunikasi memiliki fungsi sebagai berikut:

Fungsi informasi
Fungsi ekspresi diri
Fungsi adaptasi dan integrasi
Fungsi kontrol sosial

Menurut Sumiati Budiman (1987 : 1) mengemukakan bahwa fungsi bahasa dapat dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu :

Fungsi praktis
Fungsi kultural
Fungsi artistik
Fungsi edukatif
Fungsi politis

Dan menurut Hallyday (1992), Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi untuk keperluan:

Fungsi instrumental, bahasa digunakan untuk memperoleh sesuatu
Fungsi regulatoris, bahasa digunakann untuk mengendalikan prilaku orang lain
Fungsi intraksional, bahasa digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain
Fungsi personal, bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain
Fungsi heuristik, bahasa dapat digunakan untuk belajar dan menemukan sesuatu
Fungsi imajinatif, bahasa dapat difungsikan untuk menciptakan dunia imajinasi
Fungsi representasional, bahasa difungsikan untuk menyampaikan informasi

Fungsi bahasa indonesia secara umum dari fungsi bahasa menurut saya, yaitu :

Bahasa indonesia sebagai bahasa nasional yang mempunyai fungsi khusus diantara sebagai Bahasa resemi kenegaraan Bangsa Indonesia, bahasa pengentara dalam dunia pendidikan, bahasa resmi untuk segala kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah dan terkahir sebagai pengembangan kebudayaan dan IPTEK.

Selain itu fungsi bahasa indonesia memiliki fungsi lain yang dimiliki oleh bahasa baku, yaitu :
Fungsi pemersatu, fungsi bahasa indonesia untuk mempersatukan suku bangsa yang berlatar budaya dan bahasa yang berbeda-beda.
Fungsi pemberi kekhasan, fungsi bahasa indonesia untuk memperbedakan bahasa itu dengan bahasa yang lain.
Fungsi penambah kewibaan, fungsi bagi orang yang mahir berbahasa indonesia dengan baik dan benar.
Fungsi sebagai kerangka acuan, bahasa baku merupakan norma dan kaidah yang menjadi tolak ukur yang disepakati bersama untuk menilai ketepatan penggunaan bahasa atau ragam bahasa.

Perkembangan Bahasa Indonesia dan IPTEK

Perkembangan Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga perlu di bakukan atau di standarkan, karena Bahasa indonesia sebagai titik acuan dari beberapa keragaman suku budaya dan bahasa budaya karena Bangsa indonesia memiliki banyak ragam suku, dan bahasa indonesia memiliki sejarah yang panjang untuk menjadikan bahasa indonesia sebagai bahasa umum di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Perkembangan lainnya bahasa indonesia meliputi ejaan. Ejaan tersebut diantaranya mengalami perkembangan dan ditetapkan pada tahun tersebut dan juga digantikan atau di pembaharui, yang pertama Ejaan Van Ophuijen (1901) lalu digantikan oleh Ejaan Soewandi atau dikenal sebagai Ejaan Republik (1947) yang mengalami perubahan ejaan, dan perubahan terkahir Ejaan yang Disempurnakan (1972) yang dikenal EYD, EYD juga dilakukan pengembangan yang pertama pada tahun 1975 yaitu Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Istilah oleh menteri pada saat itu, namun pada tahun 2009 dinyatakan tidak berlaku lagi dan digantikan EYD yang di revisi kedua. dan juga sejarah lainnya adalah munculnya Kamus besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988) dan terus dilakukan pembaharuan hingga terkahir tahun 2013 yang sudah memiliki 5 revisi Kamus besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia yang memiliki penambahan sampai sekarang.

Bahasa Indonesia di dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa indonesia berfungsi sebagai wahana untuk menyampaikan sesuatu informasi dengan cepat dan sekecil-kecilnya dalam penuturan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat hendaklah menggunakan bahasa ilmiah. persyaratan penuturan karangan ilmiah kurang lebihnya yaitu

Jelas, bahasa ilmi pengetahuan dan teknologi mempersyaratkan pengetahuan yang lugas, tetapi jelas. dengan demikan, salah tafsir atau makna ganda sedapat mungkin dihindari karena itu kata yang terpakai umumnya lebih bersifat denotatif daripada konotatif. Ungkapan yang terpakai itu sederhana dan tanpa basa-basi, kejelasan tuturan ditandai dengan urutan keterangan yang saling berhubungan dan mudah dipahami oleh pembaca yaitu :

Ringkas, dalam arti mengharuskan uraian yang padat tetapi tidak dengan memendekkan atau menggunakan akronim, lebih-lebih yang tidak dikenal umum.

Lengkap, dalam arti tidak membiarkan pembaca bertanya-tanya tentang maksud suatu pernyataan dan sebaliknya yang sudah nyata atau tidak perlu diulang-ulang atau diberi tekanan khusus. Semua data yang perlu harus data sedangkan yang berlebih-lebihan harus ditinggalkan

Sederhana, dalam arti kosakata yang tidak bermuluk-muluk dan sintaksis yang tidak berbelik-belit

Keutuhan dan Unity dalam arti dapat dilihat dari hubungan yang baik dan logis antara bagian-bagian karangan, sehingga keseluruhan hubungan yang baik dan logis itu tetap terlihat.

Keruntutan atau Chorence yang dalam arti adanya keterpautan makna didalam suatu karya tulis dapat dicapai dengan menyusun kalimat-kalimat login dan kronologis serta berdasarkan urutan pentingnya kalimat.

Tidak menggunakan Implikatur dalam arti suatu hal baru diterangkan sejelas mungkin tanpa menggunakan implikasi seperti banyak terdapat dalam bahasa lisan sehari-hari.

Inferensi, yang artinya akan mungkin dibuat oleh pembaca diarahkan penulis, sehingga memungkinkan adanya interpretasi yang bagi para pembaca.

Disediakan ringkasa isi agar terdapat kesesuaian antara penulis dan pembaca.

Presoposisi yang diciptakan, disesuaikan dengan tingkat pengetahuan pembaca

Ketelititan, dalam arti merupakan ciri khas ilmu pengetahuan dan teknologi agar penuturan tidak hanya menyakut hal yang besar, tetapi hal yang kecil pun harus di perhatikan. Ketelitian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menyangkut penggunaan data, penerapan rumus, penerapan nama orang, nama tempat, dan nama alat, bahkan ejaan dan tanda baca. Ketelitian dalam pemakain lamban dan satuan.

Bahasa Indonesia sebagai Sarana Pengembangan IPTEK

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional baru pada tahun 1928 yang ditandai dengan lahirnya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. sejak itu pula nama Indonesia dipakai sebagai nama tersebut, yang sebelumnya dikenal dengan bahasa Melayu. Setelah Indonesia merdeka, bahasa Indonesia itu dijadikan bahasa negara, seperti dapat dibaca pada Undang-Undang Dasar 1945, pasal 36. ini berarti bahwa, sebagai bahasa negara bahasa Indonesia baru lahir tahun 1945, bersamaan dengan disahkannya Undang-Undang 1945.

Suatu kenyataan bahwa ilmu pengatahuan dan teknologi di negara ini, sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kepesatan perkembangannya, perlu diimbangi dengan oleh bahasa yang mampu mewadahinya serta yang mampu meneruskan ilmu pengatahuan dan teknologi ini, baik secara hosisontal (kepada generasi yang sama), maupun secara vertikal (kepada generasi yang akan datang).

Untuk itu, perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi, bahan pembahasannya seyogyannya ditulis dengan gaya karya ilmiah, atau ilmiah populer. Penyajian karya ilmiah populer tidak memerlukan skemata atau pengatahuan yang rumit tentang segala sesuatu yang dibahas. Ilmu pengatahuan dan teknologi dapat disajikan dengan bahasa yang jelas, dengan mempergunakan istilah yang lazim digunakan dalam masyarakat umum. Nadanya imformatif, di isi banyak humor agar menarik bagi pembaca.

Penggunaan istilah baru sebagai pengganti istilah asing, memang seyogyanya mendapatkan perhatian khusus dari para penulis karangan ilmiah. Namun penggembangan penggunaan selanjutnya sangat bergantung kepada keberanian istilah baru itu dalam masyarakat. kata canggih misalnya, kini sudah memasyarakat dengan baik. Salah satu alasannya mungkin karena kata sophisticated yang semula dipergunakan sebelum kata ”canggih” dilakukan, belum begitu banyak dipergunakan oleh penulis ilmu pengatahuan dan teknologi. Selain kata canggih, istilah sangkil dan ”mangkus” memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan karena belum kuasa mengganti kata efektif dan efisien yang tampaknya sudah lebih lama membudaya di kalangan masyarakat.

Dalam bahasan Indonesia, untuk bidang ilmu pengatahuan dan teknologi, telah tumbuh peristilahan, ungkapan dan semantik. Menciptakan istilah mengharuskan penghayatan ilmu yang bersangkutan dan pemahaman bahasa yang secukupnya. Di sini kita temukan perpaduan antara cara cipta dan cita rasa. Lihatlah berapa banyak istilah yang kita ciptakan hanya dengan membubuhkan awalan dan akhiran. Kata larut misalnya, dapat kita turunkan menjadi melarut, larutan, pelarut, pelarutan, dan kelarutan. Kita pun dapat menggali dari khasana bahasa Indonesia. Sebagai contoh, sudah lama tidak mempunyai istilah untuk padanan kata steady flow, tetapi sekarang dapat mengindonesiakannya menjadi aliran lunak. Penggunaan dari bahasa Inggris to sesnse kini banyak yang dihubungkan dengan teknologi mutakhir, yaitu cara merekam permukaan bumi dari setelit. Untuk itu, menggunakan mengindera dan selain itu dapat pula diturunkan seperangkat kata, seperti pengeinderaan, penginderaan jauh, teknik pengeinderaan dan pengindera.

Bentuk lain, penuturan bahasan Indonesia sebagai bahasa IPTEK, yang merupakan padanan dari bahasa asing, misalnya kata engineering dapat dipadankan dengan kata rekayasa. Dari kata rekayasa dapat diciptakan kata perekayasaan, merekayasa, teknik merekayasa, rekayasa genetika, dan sebagainya.

Belakangan ini ada anggapan dari kebanyakan orang, bahwa bahasa Indonesia tidak dapat diringkas . berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh Purwo Hadijojo, yang difokuskan pada perbandingan judul karya ilmiah dalam bahasa Inggris Ground Water for Irrigation dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan dengan jumlah kata yang relatif sama, yaitu air tanah untuk irigasi, ada juga judul karya ilmiah dari bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang lebih pendek, yaitu The Economic Value of Ground Water dalam bahasa Indonesia Nilai Ekonomi Air Tanah. Namun demikian, ada juga yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang lebih panjang Modern well Design dalam bahasa Indonesia Perencanaan sumur Bor Masa Kini.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa bahasa Indonesia memiliki kemampuan yang sama dengan bahasa-bahasa dunia lainnya dalam memasyarakatkan IPTEK.

Referensi Artikel :

Novi Resmini,S.Pd.-UPI






Akhadiah, Sabarti. Dkk. 1991. Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Alwi, Hasan. Dkk. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia ed ke 3. Jakarta: Balai Pustaka.

Faisal, M. Dkk. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa. Jakarta:
Diksi Insan Mulya.

Harjono, Nyoto, dan Philipus Pirenomulyo. 2009. Kajian Bahasa Indonesia. Salatiga: Widya Sari.

Santoso, Puji. Dkk. 2004. Materi dan Pembelajaran BI SD.Jakarta: Pusat Penerbitan
UT.

Nehemiap. 2009. Bentuk dan Fungsi Bahasa.


Hadiwijojo, M. 1980. Perkembangan Penggunaan BI dalam Ilmu dan Teknik, Majalah Bahasa dan Sastra, Tahun VI, Nomor 6. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Jakarta.

Kartomiharjo, Suesono. 1988. Bahasa Cermin Kehidupan Masyarakat. P2LPTK. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.


Rabu, 27 Mei 2015

Teori Organisasi Umum 1 : Konsep Pendapatan, Perhitungan Pendapatan Nasional dan Masalah Perhitungannya




Pengertian konsep pendapatan.

Pengertian Pendapatan

Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan.

Selain itu pula pendapatan juga berpengaruh terhadap laba rugi perusahaan yang tersaji dalam laporan laba rugi. Dan yang perlu diingat lagi, pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu perusahaan. Tanpa pendapatan tidak ada laba, tanpa laba, maka tidaka ada perusahaan. Hal ini tentu saja tidak mungkin terlepas dari pengaruh pendapatan dari hasil operasi perusahaan.

Pengertian tentang pendapatan itu sendiri ada beberapa macam, berikut ini ada beberapa pandangan yang menegaskan arrti konseptual dari pendapatan. Sebelum penulis lebih lanjut menelaah mengenai pengertian pendapatan, maka terlebih dahulu perlu diketahui mengenai konsep kesatuan usaha.

Konsep kesatuan usaha menurut Zaki Baridwan (1992 : 8 ) adalah sebagai berikut:

“Konsep ini menyatakan bahwa dalam akuntansi perusahaan dipandang sebagai suatu kesatuan usaha atau badan usaha yangberdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri da terpisah dari pemilik dan pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan”.
Berdasarkan konsep kesatuanusaha diatas, konsep tersebut mempunyai koknsekuensi yaitu bahwa pendapatan dan laba harus dipandang sebagi kenaikan kekayaan perusahaan, sedangkan biaya dan rugi sebagai pengurang kekayaan perusahaan. Oleh karena itu, Standar Akuntansi harus menyelesaikan pengertian pendapatan dan biaya dengan memendangnya sebagai perubahan kekayaan, buka sebagai kenaikan atau penurunan kekayaan pemilik atau pemegang saham.

Ikatan akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK) No. 23 mendefinisikan pendapata sebagai berikut:

“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk iti mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.”

Disamping definisi yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Untuk menyatakan gambran yang lebih lengkap mengenai pengertian pendapatan, penulis akan mengutip pendapat-pendapat yang diambil dari berbagai macam bacaan.

Menurut Zaki Baridwan dalam Buku Intermediate Accounting merumuskan pengertian pendapatan adalah:
“Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badn usaha atau pelunasan utang (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama adan usaha”

Menurut M. Munandar ( 1981 : 16 ) yang mengemukakan bahwa pendapatan adalah:
“Sutau pertambahan assets yang mengakibatkan bertambahnya Owner’s Equity, tetapi bukan karena panambahan modal dari pemiliknya, dan bukan pula merupakan pertambahan assets yang disebabkan karena betambahnya liabilities”

Menurut Eldon S. Hendriksen ( 2000 : 374 ) dalam Teori Akuntansi menjelaskan bahwa pendapatan adalah:
“Pendapatan (revenue” dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu perusahaan. Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku. Pendapatan diakui setelah kejadian penting atau setelah proses penjualan pada dasarnya telah diselesaikan. Dalam praktek ini biasanya pendapatan diakui pada saat penjualan”

Disamping definisi yang dinyatakan diatas terdapat definisi pendapatan dari C. Rollin Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess ( 1992:56-57):

“Pendapatan merupakan kenaikan kotor atau garis dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelayanan jasa kepada klien, penyewaan harta, peminjaman uang dan semua kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan”.

Sofyan Syafri Harahap (2001:236) mengemukakan bahwa pendapatan adalah : “Pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa yang dibebankan kepada langganan/mereka yang menerima”.

Eldon Hendriksen mengemukakan definisi mengenai pendapatan sebagai berikut: :Konsep dasar pendapatan adalah pendapatan merupakan proses arus, yaitu penciptaan barang dan jasa selama jarak waktu tertentu”.

Definisi-definisi diatas memperlihatkan bahwa ada 2 konsep tentang pendapatan yaitu sebagai berikut:

1. Konsep Pendapatan yang meusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva sebagai hasil dari kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai inflow of net asset.
2. Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai outflow of good and services.

Jika pendapatan dirumuskan dengan cara lain maka pengecualian harus dinyatakan dengan jelas, misalnya pendapatan diakui sebelum arus masuk aktiva benar-benar terjadi.

Konsep dasar pendapatan yang diungkapkan oleh Patton dan Littleton dinamakan sebagai produk perusahaan yang menekankan bahwa pendapatan merupakan arus yaitu penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan.


Metode Perhitungan Pendapatan Nasional


Tujuan dan manfaat perhitungan pendapatan nasional


Tujuan mempelajari pendapatan nasional :

  • Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara
  • Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam satu tahun
  • Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan yang berjangka.


Manfaat mempelajari pendapatan nasional:

  • Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara
  • Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar propinsi
  • Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara
  • Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.
Perhitungan Pendapatan Nasional

  • Metode Produksi
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi masyarakat dalam periode tertentu
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]

  • Metode Pendapatan
Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan(rent, wage, interest, profit) yang diterima oleh pemilik factor produksi adalam suatu negara selama satu periode.
Y = r + w + i + p

  • Metode Pengeluaran
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi (RTK,RTP,RTG,RT Luar Negeri) dalam suatu Negara selama satu tahun.
Y = C + I + G + (X – M)

Masalah Keterbatasan dalam Perhitungan


a. Perhitungan PDB dan Analisa Kemakmuran

Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara, dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk (disebut PDB per kapita). Menurut PBB, sebuah negara dikatakan miskin bila PDB per kapitanya lebih kecil daripada US$ 450,00. Berdasarkan standar ini, maka sebagian besar negara-negara di dunia adalah negara miskin. Suatu negara dikatakan makmur/kaya bila PDB perkapita lebih besar daripada US$ 800.



Kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak memperhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara. Misalnya, walaupun Amerika Serikat yang PDB perkapitanya US$ 29.080 (tahun 1997), namun negara itu masih terus bergelut dengan masalah kemiskinan dan pengangguran, terutama di kalangan warga kulit hitam ataupun pendatang (kulit berwarna). Bahkan secara absolut tampaknya jumlah penduduk miskin di Amerika serikat akan bertambah.

Faktor utama pemicu gejala di atas adalah masalah distribusi pendapatan.



Walaupun distribusi pendapatan di USA relatif baik, tetapi belum sempurna untuk membuat seluruh penduduknya menjadi makmur. Bahkan untuk faktor produksi non tenaga kerja, terutama uang dan modal, distribusi penguasaannya sangat buruk. Pada tahun 1996, sekitar 46% aset finansial dikuasai hanya oleh sekitar 1% penduduk.



b. Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial

Umumnya ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik. Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per kapita dengan tingkat kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita, tingkat kesejahteraan sosial makin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan logika sederhana. Jika PDB per kapita mkin tinggi, maka daya beli masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik. Sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan, kondisinya makin meningkat. Tapi dengan catatan, peningkatan PDB per kapita disertai perbaikan distribusi pendapatan.



Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang. Sedangkan output yang tidak terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual tidak dihitung. Sebab, dalam kenyataannya kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan batin.



Jadi kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa kesejahteraan sosial di negara-negara kaya(Amerika Serikat dan Jepang) adalah jauh lebih baik dibanding di negara-negara miskin (misal Bhutan dan Nepal). Karena, tingkat kejahatan dan tingkat bunuh diri di negara-negara kaya tersebut lebih tinggi di banding negara-negara miskin.

c. PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas

Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antar negara, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

1) Jumlah dan komposisi penduduk : Bila jumlah penduduk makin besar, komposisi-nya sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi (> SLA), maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik.

2) Jumlah dan struktur kesempatan kerja :

Jumlah kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses produksi. Tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat produktivitas. Sekalipun kesempatan kerja sangat besar, tetapi semuanya adalah kesempatan kerja sektor pertanian, produktivitas pekerja juga tidak tinggi. Sebab sektor pertanian umumnya memiliki nilai tambah yang rendah. Jika kesempatan kerja yang dominan berasal dari sektor kegiatan ekonomi modern (industri dan jasa), maka output per pekerja akan relatif tinggi, karena nilai tambah kedua sektor tersebut amat tinggi.

3) Faktor-faktor nonekonomi :

Yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja, tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan. Jepang pantas menjadi negara yang produktif sebab selain jumlah penduduk yang banyak, berpendidikan tinggi dan umumnya bekerja di sektor modern, mereka juga memiliki etika kerja yang baik, menjujung tinggi kejujuran dan penghargaan tergadap senior. Dan Jepang juga merupakan negara yang selama kurang lebih 3.000 tahun terus menerus membangun dirinya menjadi bangsa modern, walaupun pembangunan ekonomi modernnya baru dimulai dua abad yang lalu.



d. Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground Economi)

Angka statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik hanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu, statistik PDB belum mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu negara. Misalnya, upah pembantu rumah tangga di Indonesia tidak tercatat. Begitu juga dengan kegiatan petani buah yang langsung menjual produknya ke pasar.

Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan oleh karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum. Padahal, nilai transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan obat bius dan obat-obat terlarang lainnya.