Softskill Bahasa Indonesia : Peranan Bahasa Indonesia dalam jurusan sistem informasi, fungsi bahasa indonesia , perkembangan bahasa indonesia dalam ilmu pengetahuan teknologi
Artikel Bebas Tentang Mengenai :
- PERANANAN BAHASA INDONESIA DALAM KAITANNYA DENGAN JURUSAN SISTEM INFORMASI
- FUNGSI BAHASA INDONESIA
- PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA & IPTEK
Perananan Bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan Jurusan Sistem Informasi
Pernanan Bahasa merupakan salah satu yang paling penting dalam berbahasa, sebelum mengenal pernanannya seharusnya kita mengenal dulu konsep pernanan bahasa tersebut.
Kosep pernanan bahasa, dari salah satu para ahli. yaitu
Konsep Keraf dalam Smarapradhipa :
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
Mengenai dari konsep perananan bahasa tersebut Jurusan Sistem Informasi memiliki arti sangat penting, karena pada dasarnya peranan bahasa sangat berguna dalam setiap atau dalam hal apapun. Jurusan sistem informasi memiliki arti yaitu suatu ilmu yang dapat menekankan kemampuan dalam merancang, mengembangkan, dan menerapkan berbagai macam pengoperasian bentuk sistem informasi, dan juga sebuah sistem yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada pihak yang dimaksud.
Sistem informasi dapat digunakan untuk kemudahan memperoleh data yang ada dengan cara diurutkan (misal: database), promosi kepada masyarakat umum (misal: website), dan pengolahan data (misal: software untuk akuntansi). Maka, Sistem Informasi adalah jurusan yang dapat mendukung dan bekerja sama dengan Humas, Akuntansi, Teknik Informatika, Administrasi, dan ilmu-ilmu lainnya.
Maka dari itu Opini Saya, dengan dari konsep bahasa menurut Keraf dalam Smarapradhipa dalam kaitannya dengan jurusan sistem informasi dalam pernanan bahasa indonesia, saya sangat setuju, namun komunikasi yang dimaksud dalam jurusan sistem informasi untuk mendapatkan suatu informasi tidak hanya menggunakan alat ucap manusia saja atau pun mempergunakan simbol-simbol vokal tetapi dapat juga menggunakan suatu data yang berupa dari tulisan atau digital (misal:buku dan e-book), media gambar dan juga film / video. Karena di dalam jurusan sistem informasi, informasi atau data yang didapat dari berbagai sumber akan di analisa secara menyeluruh untuk menjadi suatu informasi topik bahasan yang untuk di bahas, di ceritakan, di publikasikan kepada masyarakat dalam bentuk berita atau juga sebagai perancangan dan pengembangan.
Dengan bersifat arbiter bahasa juga mempunyai sifat konvensional yang bermaksud sebagai satu pandangan atau anggapan bahwa kata – kata sebagai penanda tidak memiliki hubungan instrinsik atau inhern dengan objek, tetapi berdasarkan kebiasaan.
Fungsi Bahasa Indonesia.
Fungsi Bahasa Secara Umum sebagai alat komunikasi lisan maupun tulis. Bahasa pada dasarnya sudah menyatu dengan kehidupan manusia. Aktivitas manusia sebagai anggota masyarakat sangat bergantung pada penggunaan bahasa masyarakat setempat. Gagasan, ide, pikiran, harapan dan keinginan disampaikan lewat bahasa.
Dan selain itu memiliki fungsi lain. Santoso,
dkk. (2004), berpendapat bahwa bahasa sebagai alat komunikasi memiliki fungsi
sebagai berikut:
Menurut Sumiati Budiman (1987 : 1) mengemukakan bahwa fungsi bahasa dapat dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu :
Fungsi praktis
Fungsi kultural
Fungsi artistik
Fungsi edukatif
Fungsi politis
Fungsi
informasi
Fungsi
ekspresi diri
Fungsi
adaptasi dan integrasi
Fungsi
kontrol sosial
Fungsi praktis
Fungsi kultural
Fungsi artistik
Fungsi edukatif
Fungsi politis
Dan
menurut Hallyday (1992), Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi untuk keperluan:
Fungsi
instrumental, bahasa digunakan untuk memperoleh sesuatu
Fungsi
regulatoris, bahasa digunakann untuk mengendalikan prilaku orang lain
Fungsi
intraksional, bahasa digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain
Fungsi
personal, bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain
Fungsi
heuristik, bahasa dapat digunakan untuk belajar dan menemukan sesuatu
Fungsi
imajinatif, bahasa dapat difungsikan untuk menciptakan dunia imajinasi
Fungsi
representasional, bahasa difungsikan untuk menyampaikan informasi
Fungsi bahasa indonesia secara umum dari fungsi bahasa menurut saya, yaitu :
Bahasa indonesia sebagai bahasa nasional yang mempunyai fungsi khusus diantara sebagai Bahasa resemi kenegaraan Bangsa Indonesia, bahasa pengentara dalam dunia pendidikan, bahasa resmi untuk segala kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah dan terkahir sebagai pengembangan kebudayaan dan IPTEK.
Selain itu fungsi bahasa indonesia memiliki fungsi lain yang dimiliki oleh bahasa baku, yaitu :
Fungsi pemersatu, fungsi bahasa indonesia untuk mempersatukan suku bangsa yang berlatar budaya dan bahasa yang berbeda-beda.
Fungsi pemberi kekhasan, fungsi bahasa indonesia untuk memperbedakan bahasa itu dengan bahasa yang lain.
Fungsi penambah kewibaan, fungsi bagi orang yang mahir berbahasa indonesia dengan baik dan benar.
Fungsi sebagai kerangka acuan, bahasa baku merupakan norma dan kaidah yang menjadi tolak ukur yang disepakati bersama untuk menilai ketepatan penggunaan bahasa atau ragam bahasa.
Perkembangan Bahasa Indonesia dan IPTEK
Perkembangan Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga perlu di bakukan atau di standarkan, karena Bahasa indonesia sebagai titik acuan dari beberapa keragaman suku budaya dan bahasa budaya karena Bangsa indonesia memiliki banyak ragam suku, dan bahasa indonesia memiliki sejarah yang panjang untuk menjadikan bahasa indonesia sebagai bahasa umum di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Perkembangan lainnya bahasa indonesia meliputi ejaan. Ejaan tersebut diantaranya mengalami perkembangan dan ditetapkan pada tahun tersebut dan juga digantikan atau di pembaharui, yang pertama Ejaan Van Ophuijen (1901) lalu digantikan oleh Ejaan Soewandi atau dikenal sebagai Ejaan Republik (1947) yang mengalami perubahan ejaan, dan perubahan terkahir Ejaan yang Disempurnakan (1972) yang dikenal EYD, EYD juga dilakukan pengembangan yang pertama pada tahun 1975 yaitu Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Istilah oleh menteri pada saat itu, namun pada tahun 2009 dinyatakan tidak berlaku lagi dan digantikan EYD yang di revisi kedua. dan juga sejarah lainnya adalah munculnya Kamus besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988) dan terus dilakukan pembaharuan hingga terkahir tahun 2013 yang sudah memiliki 5 revisi Kamus besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia yang memiliki penambahan sampai sekarang.
Bahasa Indonesia di dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa indonesia berfungsi sebagai wahana untuk menyampaikan sesuatu informasi dengan cepat dan sekecil-kecilnya dalam penuturan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat hendaklah menggunakan bahasa ilmiah. persyaratan penuturan karangan ilmiah kurang lebihnya yaitu
Jelas, bahasa ilmi pengetahuan dan teknologi mempersyaratkan pengetahuan yang lugas, tetapi jelas. dengan demikan, salah tafsir atau makna ganda sedapat mungkin dihindari karena itu kata yang terpakai umumnya lebih bersifat denotatif daripada konotatif. Ungkapan yang terpakai itu sederhana dan tanpa basa-basi, kejelasan tuturan ditandai dengan urutan keterangan yang saling berhubungan dan mudah dipahami oleh pembaca yaitu :
Ringkas, dalam arti mengharuskan uraian yang padat tetapi tidak dengan memendekkan atau menggunakan akronim, lebih-lebih yang tidak dikenal umum.
Lengkap, dalam arti tidak membiarkan pembaca bertanya-tanya tentang maksud suatu pernyataan dan sebaliknya yang sudah nyata atau tidak perlu diulang-ulang atau diberi tekanan khusus. Semua data yang perlu harus data sedangkan yang berlebih-lebihan harus ditinggalkan
Sederhana, dalam arti kosakata yang tidak bermuluk-muluk dan sintaksis yang tidak berbelik-belit
Keutuhan dan Unity dalam arti dapat dilihat dari hubungan yang baik dan logis antara bagian-bagian karangan, sehingga keseluruhan hubungan yang baik dan logis itu tetap terlihat.
Keruntutan atau Chorence yang dalam arti adanya keterpautan makna didalam suatu karya tulis dapat dicapai dengan menyusun kalimat-kalimat login dan kronologis serta berdasarkan urutan pentingnya kalimat.
Tidak menggunakan Implikatur dalam arti suatu hal baru diterangkan sejelas mungkin tanpa menggunakan implikasi seperti banyak terdapat dalam bahasa lisan sehari-hari.
Inferensi, yang artinya akan mungkin dibuat oleh pembaca diarahkan penulis, sehingga memungkinkan adanya interpretasi yang bagi para pembaca.
Disediakan ringkasa isi agar terdapat kesesuaian antara penulis dan pembaca.
Presoposisi yang diciptakan, disesuaikan dengan tingkat pengetahuan pembaca
Ketelititan, dalam arti merupakan ciri khas ilmu pengetahuan dan teknologi agar penuturan tidak hanya menyakut hal yang besar, tetapi hal yang kecil pun harus di perhatikan. Ketelitian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menyangkut penggunaan data, penerapan rumus, penerapan nama orang, nama tempat, dan nama alat, bahkan ejaan dan tanda baca. Ketelitian dalam pemakain lamban dan satuan.
Bahasa
Indonesia sebagai Sarana Pengembangan IPTEK
Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional baru pada tahun 1928 yang ditandai dengan
lahirnya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. sejak itu pula nama
Indonesia dipakai sebagai nama tersebut, yang sebelumnya dikenal dengan bahasa Melayu.
Setelah Indonesia merdeka, bahasa Indonesia itu dijadikan bahasa negara,
seperti dapat dibaca pada Undang-Undang Dasar 1945, pasal 36. ini berarti
bahwa, sebagai bahasa negara bahasa Indonesia baru lahir tahun 1945, bersamaan
dengan disahkannya Undang-Undang 1945.
Suatu
kenyataan bahwa ilmu pengatahuan dan teknologi di negara ini, sedang
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kepesatan perkembangannya, perlu
diimbangi dengan oleh bahasa yang mampu mewadahinya serta yang mampu meneruskan
ilmu pengatahuan dan teknologi ini, baik secara hosisontal (kepada generasi
yang sama), maupun secara vertikal (kepada generasi yang akan datang).
Untuk
itu, perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi, bahan pembahasannya
seyogyannya ditulis dengan gaya karya ilmiah, atau ilmiah populer. Penyajian
karya ilmiah populer tidak memerlukan skemata atau pengatahuan yang rumit
tentang segala sesuatu yang dibahas. Ilmu pengatahuan dan teknologi dapat
disajikan dengan bahasa yang jelas, dengan mempergunakan istilah yang lazim
digunakan dalam masyarakat umum. Nadanya imformatif, di isi banyak humor
agar menarik bagi pembaca.
Penggunaan
istilah baru sebagai pengganti istilah asing, memang seyogyanya mendapatkan
perhatian khusus dari para penulis karangan ilmiah. Namun penggembangan
penggunaan selanjutnya sangat bergantung kepada keberanian istilah baru itu
dalam masyarakat. kata canggih misalnya, kini sudah memasyarakat dengan baik.
Salah satu alasannya mungkin karena kata sophisticated yang semula dipergunakan
sebelum kata ”canggih” dilakukan, belum begitu banyak dipergunakan oleh penulis
ilmu pengatahuan dan teknologi. Selain kata canggih, istilah sangkil dan
”mangkus” memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan karena belum kuasa
mengganti kata efektif dan efisien yang tampaknya sudah lebih lama membudaya di
kalangan masyarakat.
Dalam
bahasan Indonesia, untuk bidang ilmu pengatahuan dan teknologi, telah tumbuh
peristilahan, ungkapan dan semantik. Menciptakan istilah mengharuskan
penghayatan ilmu yang bersangkutan dan pemahaman bahasa yang secukupnya. Di
sini kita temukan perpaduan antara cara cipta dan cita rasa. Lihatlah berapa banyak
istilah yang kita ciptakan hanya dengan membubuhkan awalan dan akhiran. Kata
larut misalnya, dapat kita turunkan menjadi melarut, larutan, pelarut,
pelarutan, dan kelarutan. Kita pun dapat menggali dari khasana bahasa
Indonesia. Sebagai contoh, sudah lama tidak mempunyai istilah untuk
padanan kata steady flow, tetapi sekarang dapat mengindonesiakannya
menjadi aliran lunak. Penggunaan dari bahasa Inggris to sesnse kini banyak yang
dihubungkan dengan teknologi mutakhir, yaitu cara merekam permukaan bumi dari
setelit. Untuk itu, menggunakan mengindera dan selain itu dapat pula diturunkan seperangkat kata, seperti pengeinderaan, penginderaan jauh, teknik
pengeinderaan dan pengindera.
Bentuk
lain, penuturan bahasan Indonesia sebagai bahasa IPTEK, yang merupakan padanan
dari bahasa asing, misalnya kata engineering dapat dipadankan dengan kata
rekayasa. Dari kata rekayasa dapat diciptakan kata perekayasaan, merekayasa,
teknik merekayasa, rekayasa genetika, dan sebagainya.
Belakangan
ini ada anggapan dari kebanyakan orang, bahwa bahasa Indonesia tidak dapat
diringkas . berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh Purwo
Hadijojo, yang difokuskan pada perbandingan judul karya ilmiah dalam bahasa
Inggris Ground Water for Irrigation dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan
dengan jumlah kata yang relatif sama, yaitu air tanah untuk irigasi, ada juga
judul karya ilmiah dari bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia yang lebih pendek, yaitu The Economic Value of Ground Water dalam
bahasa Indonesia Nilai Ekonomi Air Tanah. Namun demikian, ada juga yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang lebih panjang Modern well Design
dalam bahasa Indonesia Perencanaan sumur Bor Masa Kini.
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa bahasa Indonesia memiliki kemampuan
yang sama dengan bahasa-bahasa dunia lainnya dalam memasyarakatkan IPTEK.
Referensi Artikel :
Novi
Resmini,S.Pd.-UPI
Alwi, Hasan. Dkk. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia ed ke 3. Jakarta: Balai Pustaka.
Faisal, M. Dkk. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa. Jakarta:
Diksi Insan Mulya.
Harjono, Nyoto, dan Philipus Pirenomulyo. 2009. Kajian Bahasa Indonesia. Salatiga: Widya Sari.
Santoso, Puji. Dkk. 2004. Materi dan Pembelajaran BI SD.Jakarta: Pusat Penerbitan
UT.
Nehemiap. 2009. Bentuk dan Fungsi Bahasa.
Hadiwijojo,
M. 1980. Perkembangan Penggunaan BI dalam Ilmu dan Teknik, Majalah Bahasa dan
Sastra, Tahun VI, Nomor 6. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Jakarta.
Kartomiharjo,
Suesono. 1988. Bahasa Cermin Kehidupan Masyarakat. P2LPTK. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.